Tuesday, September 18, 2012

Mengejar dan Dikejar


“Bagian dari hidupku ini... Bagian ini tepat di sini. Inilah yang disebut ‘kebahagiaan’.”
—Chris Gardner (diperankan oleh Will Smith) dalam film The Pursuit ofHappiness(2006)

“Kebahagiaan adalah seperti kupu-kupu yang, jika dikejar, selalu berada di luar jangkauan kita, tetapi, jika Anda duduk dengan tenang, ia akan menyinari Anda.”


Saya suka sekali melarikan diri dari masalah yang datang menghadang. Bukannya menjauh, atau tertinggal di belakang, masalah malah terus mengejar saya. Akhirnya, saya pun lelah juga berlari, dan memutuskan untuk berhenti dan berdiri tegak ditopang oleh kekuatan bernama kerendah-hatian dengan wajah tersenyum menghadap ke arah masalah. Hati saya dipenuhi keyakinan bahwa apabila saya hadapi, maka masalah itu pun akan berhenti merongrong saya. Benar saja!

Tampaknya, alam telah menetapkan bahwa akibat dari mengejar adalah dikejar, dan bahwa kita akan dikejar apabila kita melarikan diri. Kebahagiaan, kekayaan, dan kesuksesan, ungkap novelis dan cerpenis Amerika, Nathaniel Hawthorne (1804-1864), ibarat kupu-kupu yang justru akan terbang menjauh ketika kita berusaha menangkapnya, tetapi akan menghinggapi kita ketika kita berdiri diam di kekinian seperti bunga, yang memancarkan keindahan.

Artinya, tinimbang mengejar kebahagiaan, jadilah kebahagiaan itu sendiri. Jauh lebih baik apabila kebahagiaan itu kita pancarkan dari diri kita lewat perkataan dan perbuatan, pikiran dan perasaan kita yang kita bagi-bagikan kepada siapa saja yang membutuhkannya, tanpa mengharap pamrih. Hal itulah yang membuat kita hadir laksana bunga yang diselimuti keindahan.

Sebaliknya, penderitaan, kemiskinan dan kegagalan ibarat macan yang akan terus berusaha menerkam kita bila kita lari darinya. Untuk mengalahkan problema, kita harus bersikap teguh dan tegar sekaligus lemah lembut dalam menghadapinya. Pengalaman saya selama 20 tahun berlatih seni bela diri Korea, Taekwondo, menuturkan, bahwa kelembutan (baca: kerendah-hatian) mengalahkan lawan dengan lebih mudah daripada dengan kekerasan (kesombongan dan arogansi). Lari dari masalah bukan saja melelahkan kita, tetapi kita juga membuang peluang untuk memperoleh pelajaran hidup yang berharga yang terkandung dalam masalah itu!  

Kejarlah, maka dia akan melarikan diri. Larikan diri maka dia akan mengejar. Berdiam di tempat dengan rendah hati, mengada saja di kekinian, maka dunia akan menyanjung Anda!©



Mampang Prapatan IX, Jakarta Selatan, 26 Februari 2012 

No comments: