Friday, June 4, 2021

PanggilanNya


DOSEN saya di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI), yang setelah saya menjadi alumnus selalu memanggil saya dengan sebutan “Bung”, hari ini, 4 Juni 2o21, pukul 06.00 WIB, melanjutkan perjalanan hidupnya. Selamat jalan, Mas Mohammad Wasith Albar.

Setamat kuliah di Jurusan Sejarah FSUI (sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya atau FIB UI) tahun 1993, saya baru jumpa lagi dengan almarhum bulan Maret 2013. Saat itu, beliau mendaulat saya, sebagai bentuk bakti alumni bagi almamater, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam kuliah umum tentang branding di auditorium Gedung IV kampus FIB UI, Depok, Jawa Barat.

Sebelum tampil di hadapan 70 mahasiswa FIB dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, saya diajak almarhum makan siang di KanCut (kantin kerucut) FIB Universitas Indonesia. Kami mengobrol panjang lebar tentang mahasiswa generasi terkini—yang mau enaknya saja, suka ambil jalan pintas, malas belajar tapi sok tau. “Jangan kaget ya, Bung, mahasiswa sekarang kalau diundang seminar yang ditanya bukan tentang apa seminarnya atau siapa pembicaranya. Yang mereka tanya, ada makannya, nggak?” tutur almarhum.

Saat itu, almarhum juga meminta maaf ke saya apabila jumlah yang hadir di kuliah umumnya sedikit, paling banter 15 mahasiswa. Sedangkan jumlah peserta matakuliah Sejarah Media Sosial ada 70 orang, gabungan tiga kelas; dua kelas dari FIB dan satu kelas dari FISIP Universitas Indonesia. Saya bilang ke almarhum, “Santai aja, Mas. Bagi saya, sepuluh orang yang benar-benar perhatian lebih baik daripada 100 orang yang cuek.” (Nyatanya, yang hadir benar-benar lengkap, 70 mahasiswa.)

Jawaban saya menggugah almarhum, yang kemudian berkata, “Ternyata benar kata teman-teman, Bung Anto sekarang beda dengan yang dulu.” Dari situ, bergulirlah obrolan tentang apa yang membuat saya berubah. Subud, tentu saja. Almarhum kemudian bilang bahwa beliau ingin masuk Subud, tapi saya katakan kepada Mas Wasith, “Jangan diinginkan, Mas. Saya dulu juga nggak ingin, tiba-tiba sudah masuk Subud aja. Tunggu panggilanNya, Mas.”

“Ah, kebetulan kita sudah dipanggil juga nih, Bung,” kata almarhum sembari melihat ke jam yang tertera di layar ponsel. Dipanggil oleh waktu yang menandai kuliah umum akan segera dimulai.

Hari ini, dosen favorit saya itu (tidak pernah marah soalnya, hehehe) telah dipanggilNya.©2021

 

Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 4 Juni 2021