Saturday, July 11, 2020

Pelaut Berkulit Hitam yang Memberikan Segalanya


Foto Doris “Dorie” Miller tepat setelah menerima penyematan medali Navy Cross oleh Laksamana Chester W. Nimitz, di atas kapal USS Enterprise (CV-6) di Pearl Harbor, 27 Mei 1942. Medali diberikan untuk aksi kepahlawanannya di atas kapal USS West Virginia (BB-48) selama Serangan Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. 

ANGKATAN Laut Amerika (United States Navy) pada 20 Januari 2020 lalu mengumumkan untuk memberi nama kapal induk kelas Gerald R. Ford keempatnya dengan nama pahlawan Pearl Harbor, Doris Miller. USS Doris Miller diharapkan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2032. Dalam film “Pearl Harbor” tahun 2001, yang disutradarai Michael Bay, Miller diperankan aktor Cuba Gooding, Jr.

Angkatan Laut Amerika membuat pengumuman tentang nama kapal induk tersebut pada Hari Martin Luther King di sebuah upacara di Pangkalan Gabungan Pearl Harbor-Hickam, Hawaii. Sekilas penamaan itu biasa saja, tetapi sebenarnya ini menjadi hal baru dari sejarah panjang penamaan kapal induk negara tersebut.

Lantas siapa Doris Miller dan mengapa bisa disebut sebagai langkah dramatis penamaan kapal induk?

Doris “Dorie” Miller adalah seorang tamtama US Navy berpangkat Cook Third Class (Koki Kelas Tiga). Sebagai warga negara Amerika Serikat berkulit hitam, Miller mendapat perlakuan diskriminatif dalam organisasi militer pada masa itu, dengan mendapat hak dan kedudukan yang tidak adil. Pada masa itu, anggota US Navy yang berkulit hitam tidak dilatih untuk memegang senjata; mereka hanya berhak memegang tongkat sapu, kain pel, dan sutil.

Warga Amerika keturunan Afrika ini menerima medali tanda jasa tertinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, yaitu Navy Cross, atas tindakannya selama serangan Jepang atas Pearl Harbor dengan membantu memindahkan tentara yang terluka ke tempat yang aman dan menembakkan senapan mesin untuk mempertahankan kapal tempatnya bertugas dari serangan pesawat pembom Jepang.

Doris Miller lahir di Waco, Texas, pada 23 Oktober 1919. Ia mendaftar di Angkatan Laut Amerika Serikat dan bertugas di kapal amunisi USS Pyro dan kapal tempur (battleship) USS Nevada. Pada pagi hari, tanggal 7 Desember 1941, Miller berada di USS West Virginia untuk mengumpulkan cucian.

Kapal tempur USS West Virginia dalam serangan Jepang pada hari Minggu pagi itu mengalami kerusakan parah oleh dua bom dan lima torpedo. Kapal di mana Miller bertugas itu tenggelam di Pearl Harbor, menewaskan 130 prajurit dan melukai 52 lainnya. Kapal kemudian diperbaiki, ditingkatkan kemampuannya, dan bertugas kembali di seluruh kampanye Pasifik selama Perang Dunia II, hingga Jepang menyerah pada 1945.

Penamaan USS Doris Miller sangat berbeda dari tradisi penamaan kapal induk Angkatan Laut Amerika. Awalnya, Amerika memberi nama kapal induknya dengan pertempuran besar era Perang Revolusi seperti USS Yorktown (CV-10; kapal induk bernama sama (CV-5) tenggelam dalam Pertempuran Midway, 4 Juni 1942), USS Enterprise (CVN-65; kapal induk bernama sama (CV-6) bertugas selama Perang Dunia II), USS Saratoga (CV-60; kapal induk bernama sama (CV-3) aktif dalam Perang Dunia II), dan USS Lexington (CV-16; kapal induk bernama sama (CV-2) tenggelam dalam Pertempuran Laut Koral, 8 Mei 1942). Sejumlah pertempuran Perang Dunia II antara 1941 dan 1945 juga dijadikan nama kapal-kapal induk US Navy, seperti USS Midway (CV-41).

Setelah itu, terjadi perubahan, dengan menggunakan nama tokoh-tokoh penting US Navy, seperti Laksamana bintang lima (Fleet Admiral) Chester Nimitz (CVN-68), dan juga nama para presiden Amerika Serikat, seperti USS George Washington (CVN-73), USS Abraham Lincoln (CVN-72), USS Theodore Roosevelt (CVN-71), USS Harry S. Truman (CVN-75), USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69), USS John F. Kennedy (CVN-79), USS Gerald R. Ford (CVN-78), USS Ronald Reagan (CVN-76), dan USS George HW Bush (CVN-77). Selain itu, juga menggunakan nama para politisi yang pro Angkatan Laut, seperti USS John C. Stennis (CVN-74) dan USS Carl Vinson (CVN-70).

USS Doris Miller (CVN-81) bisa disebut sebagai awal dari proses de-politisasi penamaan kapal dan juga menghormati personel kelas tamtama. Sebelum US Navy, Angkatan Darat Amerika Serikat juga sudah memulai menamai kendaraan lapis bajanya dengan nama Stryker untuk menghormati Prajurit Satu Stuart S. Stryker, penerima tanda jasa tertinggi militer Amerika Serikat, Medal of Honor, yang gugur dalam Perang Dunia II, dan Kopral Robert F. Stryker, peraih Medal of Honor yang gugur dalam Perang Vietnam (meskipun bernama sama, kedua prajurit ini tidak memiliki hubungan keluarga).


USS Gerald R. Ford (CVN-78) adalah kapal induk pertama di kelasnya yang berdinas di Angkatan Laut Amerika Serikat sejak 22 Juli 2017. Kapal induk ini menyandang nama Presiden Amerika Serikat ke-38, Gerald R. Ford, yang berdinas di angkatan laut selama Perang Dunia II, termasuk bertugas tempur di atas kapal induk ringan USS Monterey (CL-78) di Palagan Pasifik.

Penamaan USS Doris Miller untuk sebuah kapal induk bertenaga nuklir juga untuk menghormati pengabdian warga negara Amerika keturunan Afrika di Angkatan Laut Amerika Serikat. Pada Januari 2019, tercatat sekitar 65.000 warga Amerika keturunan Afrika berdinas di US Navy.

USS Doris Miller, seperti kapal-kapal induk lain di kelas Gerald R. Ford, akan menjadi salah satu kapal induk terbesar (super carrier) yang pernah dibangun. Doris Miller akan membawa 80 pesawat tempur dan akan diawaki oleh 6.000 pelaut. USS Doris Miller dijadwalkan akan dikirim ke Angkatan Laut Amerika pada tahun 2032, sebagai penghargaan yang pantas untuk pelaut berkulit hitam yang memberikan segalanya bagi bangsa dan negaranya.©2020


GPR 3, Tangerang Selatan, 12 Juli 2020

No comments: