Tuesday, August 18, 2009

Senandung Kehidupan

“Mandilah dengan musik sekali atau dua kali seminggu selama beberapa musim,
dan Anda akan menyadari bahwa sifat mandi musik terhadap jiwa
adalah seperti sifat mandi air terhadap tubuh.”
—Oliver Wendell Holmes (1809 - 1894)


Mendiang ibu saya merupakan wanita yang di mata saya sungguh hebat. Sebagai ibu rumah tangga biasa, beliau mampu melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, dan hampir tanpa memanfaatkan tenaga pembantu rumah tangga (PRT). Kalau pun menggunakan PRT biasanya apabila jenis pekerjaannya terlalu berat buat fisik beliau yang lambat laun dimakan usia. Setiap kali mengerjakan sesuatu, saya perhatikan, beliau selalu menekuninya dengan sungguh-sungguh. Diri beliau bagaikan tersedot ke dalam pekerjaan tersebut. Dan hasilnya selalu memuaskan, baik bagi beliau maupun bagi orang lain.

Tampaknya beliau amat menikmati dan mencintai pekerjaan yang beliau tekuni, karena hasilnya senantiasa sempurna. Kue dan makanan yang beliau buat untuk kami, anak-anaknya, serta ayah kami demikian lezatnya hingga menimbulkan kenangan pada diri saya saat menikmati makanan sejenis pada saat ini, di saat beliau sudah tiada. Saya perhatikan, bahwa beliau suka sekali bersenandung atau pun menyanyikan lagu-lagu yang utuh pada saat beliau bekerja. Kadang ayah-ibu saya menyalakan tape yang menyuarakan lagu-lagu favorit mereka, yang sama sekali tidak mengusik jalannya pekerjaan yang tengah mereka lakukan.

Kajian dan penelitian atas pengaruh musik terhadap kuantitas pekerjaan yang dilakukan serta kualitas hasilnya terus-menerus dilakukan. Musik dengan tempo yang lambat atau meditatif dapat membuat kita rileks dengan memperlambat kecepatan pernapasan dan detak jantung kita, sementara mendengarkan musik bertempo lebih cepat mempercepat pernapasan serta detak jantung kita. Tempo musik juga memengaruhi tekanan darah, napas dan faktor-faktor kunci lainnya. Penelitian lainnya membuktikan bahwa musik dapat meredakan stres, meningkatkan performa atlet, meningkatkan pola-pola gerak pasca stroke.

Konon otak kita lebih efektif memproses kata-kata yang diberi musik atau dilagukan daripada pesan yang disampaikan tanpa musik sama sekali. Kenyataannya, musik, lirik dan lagu ditanamkan segala aspek kehidupan kita, seperti perayaan, upacara dan liburan. Ketika musik dijodohkan dengan lirik, ia memiliki kekuatan untuk memengaruhi suasana hati pendengarnya dan terkadang juga tindakannya, seperti yang dicontohkan oleh ibu saya. Harus kita akui bahwa lagu-lagu barangkali merupakan cara yang paling berpengaruh dalam hidup kita. Musik amatlah kuat. Beberapa jenis musik dapat membantu kita dalam menenangkan diri, jenis lainnya dapat membangkitkan semangat kita, dan jenis lainnya lagi bisa menyebabkan pendengarnya kehilangan konsentrasi atau bahkan menjadi liar.

Saat ini, obat-obatan, baik yang dijual bebas maupun yang diresepkan dokter, mengandung zat-zat yang berisiko bagi kesehatan kita, walaupun di permukaannya tujuannya adalah untuk mengobati. Daripada dihadang risiko yang mengkhawatirkan, lebih baik kita mengonsumsi musik yang menenangkan, menurunkan stres, serta mengusir penyebab-penyebab penyakit yang konon lebih ditimbulkan oleh pikiran.

Dunia kemiliteran rupanya juga menyadari pengaruh musik terhadap pikiran, perasaan dan tindakan, sehingga aneka jenis bunyi-bunyian yang dapat menaikkan semangat diadopsi oleh tentara, mulai dari sekadar senandung sampai orkestra lengkap serta lagu-lagu pembangkit semangat juang. Jika demikian kenyataannya, alangkah baiknya kita senantiasa menyenandungkan segala aspek kehidupan kita, baik di saat gembira maupun di waktu derita, agar kita dapat melewatinya dengan baik-baik saja.©

No comments: