MENGABARI teman saya sesama alumnus Jurusan Sejarah FSUI bahwa Tera Nasution (nama cewek di masa lalu saya di kampus FSUI yang hadir kembali melalui mimpi saya pada 28 ke 29 Juli 2025) telah meninggal sekitar 27 tahun lalu akibat ditabrak mobil yang diduga disengaja (pembunuhan saksi kunci kasus korupsi pejabat Lufthansa), ia berkomentar melalui pesan WhatsApp: “Sisi baiknya, kalau lo sama dia maka sekarang lo duda (kalau nggak nikah lagi. Mungkin lo keluarkan dia dari pusaran kasus itu...”
Menjawab komentarnya, saya menulis: “Atau mungkin ‘garis sejarah’-nya berubah.”
Belakangan, saya menerima pemahaman bahwa fokus dari pengalaman saya—bermimpi tentang Tera Nasution yang memunculkan perasaan rindu yang mendalam terhadapnya—bukanlah tentang dia semata, melainkan tentang pribadi saya. Saya merasa, bilamana saya dulu tetap jadian dengan Tera, menikah dengannya, kasus kematiannya yang tidak wajar itu tetap akan mengemuka. Itulah garis hidupnya, namun Tuhan tidak menghendaki saya mengalami trauma akibat kehilangan orang terkasih secara tidak wajar. Tuhan tahu bahwa saya tidak akan mampu bertahan dengan kenyataan pahit itu, sehingga Dia tidak mempertemukan saya dengan Tera dalam ikatan pernikahan.
Tuhan yang lebih Maha Mengetahui atas
kebenarannya.©2025
Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, 20 September 2025
No comments:
Post a Comment