Tuesday, January 30, 2024

Siksaan Mental Menuju Ketenteraman

ADA satu kata slang Bahasa Indonesia yang tren sekitar sepuluh tahun belakangan. Dipopulerkan oleh kaum Milenial Indonesia, “baper” adalah akronim dari “terbawa perasaan”. Bila Anda diledek lantas Anda langsung terbakar amarah, itu artinya Anda “baper”. Begitu pula bila lawan jenis memberi perhatian dan Anda merasa dia tertarik pada Anda, itu juga dibilang “baper”.

Kata “baper” populer di kalangan anggota Subud Indonesia dewasa ini sebagai tolok ukur bahwa Latihan seseorang sudah atau belum “sesuai tujuannya”. Terutama di grup-grup WhatsApp, dimana para anggota sering kelewat batas dalam merisak (bullying) anggota lainnya, seseorang akan diserang sedemikian rupa untuk menguji batas daya tahannya sampai menyerah karena “baper”.

Barusan ini, sayalah yang dirisak seorang anggota muda yang baru tujuh tahun di Subud. Dia mengungkit semua kesalahan saya di masa lalu dan perilaku saya yang dipandang buruk, dia beberkan di sebuah grup WhatsApp, yang berarti bahwa saya dipermalukan di depan umum. Ego saya menyuruh saya untuk menghapus pesan-pesan bernada kasar itu, tetapi jiwa saya mencegah. “Tidak usah kamu hapus, tapi bacalah dan rasakan bagaimana kata-kata tertulis mempengaruhi rasa dirimu,” kata suara jiwa saya.

Memang sungguh menyakitkan, tetapi rupanya hal itu mengasah kepekaan rasa diri saya, sehingga saya lalui “siksaan mental” itu dengan sabar, tawakal dan ikhlas, sampai saya dapat merasakan bagaimana daya rendah itu luruh dari eksistensi saya. Rasanya persis seperti air kotor yang merembes keluar dari sebuah wadah.

Setelah itu, suara jiwa saya berkata, “Sekarang, kamu iyakan saja semua hal buruk yang dia tuliskan tentang dirimu. Ucapkan terima kasih. Tidak usah membalasnya dengan hal serupa. Dia hanya butuh sansak untuk menyalurkan amarahnya, dan Tuhan kamu kalau kamu kuat. Jangan khawatir, setelah ini kamu akan makin kuat sekaligus makin tenteram.”

Saya lakukan persis apa yang diperintahkan oleh jiwa saya. Perasaan saya memang menjadi lebih tenteram dan nyaman. Puji Tuhan.©2024


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 30 Januari 2024

1 comment:

Anonymous said...

Agree with you Om....πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘