Thursday, January 25, 2024

Itu Saja


TIGA minggu lalu, saya mengobrol dengan satu pembantu pelatih dan satu anggota Subud Cabang Jakarta Selatan di teras timur Hall Latihan Cilandak, tentang bimbingan Tuhan yang kadang tidak jelas arah atau maksudnya.

Seperti contohnya saya, tidak ada rencana apapun kok tiba-tiba terdorong untuk mengendarai sepeda motor saya ke Wisma Subud Bogor, 33 km dari tempat tinggal saya. Sampai di sana, ketemu saudara-saudara Subud, ngopi-ngopi, merokok, Latihan bersama, lalu pulang. Itu saja.

Si pembantu pelatih bilang, “Tapi kamu merasa bahagia, kan?”

“Iya, Pak, saya merasa bahagia. Saya bernyanyi sepanjang perjalanan, 33 kilo kali dua, meski kadang kehujanan, kadang kepanasan dan macet di pasar Parung,” kata saya.

“Ya, karena Tuhan hanya ingin kamu bahagia. Itu saja. Nggak penting yang lain-lainnya,” pungkas si pembantu pelatih, yang seorang warga negara Amerika dan sudah tinggal di Indonesia sejak akhir 1960an.

Masuk akal, pikir saya. Makanya, ketika usai menjemput Nuansa ke sekolahnya pagi ini saya merasa ingin sekali makan pecel, saya tidak berpikir panjang lagi. Tuhan ingin saya bahagia dengan makan pecel, itu saja.©2024

 

Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 26 Januari 2024

No comments: