Tuesday, August 19, 2025

Godaan Kepandaian

SUDAH hampir setahun belakangan ini, terlebih sejak Oktober 2024 lalu, dimana karir copywriting dan branding saya mencapai tahun ke-30, saya mengalami kejenuhan yang “parah”, seperti jiwa saya sudah emoh melakukannya.

Saya memang pernah membaca maupun mendengar bahwa Latihan Kejiwaan secara bertahap akan menyisihkan kebisaan-kebisaan dan kebiasaan-kebiasaan lama kita, menggantinya dengan kebisaan-kebisaan dan kebiasaan-kebiasaan baru. Ini termasuk segala pengertian yang pernah kita peroleh dalam suatu episode perjalanan kejiwaan kita—tidak ada yang final atau stagnan, melainkan selalu mengalami perubahan. Yang kita terima sebagai suatu kebisaan baru saat ini hanya untuk “saat ini”, jangan sampai kita terlena di situ, karena perjalanan atau proses kita masih akan berlanjut...

Berikut cuplikan ceramah Bapak menyangkut hal itu, yang beliau sampaikan di Los Angeles, Amerika Serikat, 1 September 1969 (kode rekaman: 69 LAX 6):

“Jadi, terang saudara sekalian, bahwa segala sesuatunya yang dapat merubah sesuatu yang tidak dapat berubah, itu hanya Tuhan. Dan untuk mendapatkan pertolongan Tuhan, tidak ada jalan lain, selain menyerah dengan penuh ketawakalan dan keikhlasan dan penuh kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Dan bagi saudara sekalian sudah tidak asing lagi, karena saudara sudah dapat tuntunan bagaimana caranya orang menyerah, bagaimana caranya orang ikhlas, bagaimana caranya orang sabar.

Jadi, terang saudara sekalian, bahwa apa yang telah saudara terima adalah suatu anugeraha yang luar biasa besarnya. Sedangkan bagi orang-orang lain di luar Subud, itu harus dilakukan bertahun-tahun menyingkiri dunia ramai, bertahun-tahun menghilangkan kesenangan hidup, bertahun-tahun berada dalam tengah-tengah rimba dan di pinggir samudera. Justru belum tentu mereka dapat menerima nugraha seperti yang saudara terima.

Karena itu maka Bapak harapkan, janganlah anugeraha yang sebesar itu disalah-gunakan hanya untuk sedikit-sedikit saja. Bapak dengar, saudara sekalian, ada saudara yang menggunakan Latihan Kejiwaan ini secara apa yang dikatakan spiritis, apa yang dikatakan okultis, apa yang dikatakan magnetis dan apa pula yang dikatakan ini itu, artinya isme-isme. Ya memang, saudara sekalian, dalam Subud, seperti apa yang telah Bapak katakan kemarin, semua ada, semua ada. Tapi saudara harus waspada. Janganlah hanya itu saudara gunakan. Saudara masih besar harapannya.

Andaikata saudara telah diwahyui Tuhan menjadi tukang pengarang, tukang penulis buku. Kalau Tuhan telah mengizin kepada saudara, saudara dapat menulis apa saja. Umpama saja Bapak ini. Kok Bapak ini suka menulis, mungkin penuh ini, kamar ini; penuh buku yang Bapak tulis. Segala macam ada. Tapi Bapak tidak lakukan itu, karena kalau Bapak hanya itu yang Bapak lakukan, kandas di situ. Bapak hanya sampai ke situ saja.

Jadi, kalau saudara sesudahnya menerima Latihan Kejiwaan, maka sudah baik latihannya dan dapat menerima, maka saudara gunakan seperti dukun—yaitu menyembuhkan orang dengan dapat bayaran, nanti bisa beginikan orang dengan dapat bayaran—saudara akan sampai ke situ saja. Jalan ke sorga akan tertutup bagi saudara sekalian; saudara akan terjun ke dalam jurang kegelapan. Janganlah saudara yang demikian itu. Ingat, bahwa apa yang telah saudara terima adalah sesuatu anugeraha yang tidak dapat dinilaikan besarnya.

Apa yang demikian itu sungguh-sungguh? Telah Bapak perlihatkan kepada saudara-saudara sekalian, dalam waktu testing, saudara telah dapat menangkap bagaimana keadaan orang, saudara telah dapat mengerti bagaimana orang-orang. Adalah itu sesuatu rahasia hidup. Jadi, Bapak ini mengerti saudara. Saudara saban hari di rumah apa, bagaimana, bagaimana, Bapak tahuuu. Bagaimana saudara dengan istrinya, istri dengan suaminya, bagaimana di rumah, Bapak tahuuu. (Bapak tertawa kecil.) Ya, tahu semua. Tapi apakah Bapak ceritakan bahwa Bapak begitu, coba? Anggap sebagai suatu kepandaian? Tidak.

Demikianlah jalan menuju ke Tuhan, melalui segala macam kepandaian, segala macam pengertian. Itulah menjadi goda, saudara. Kalau saudara hanya sampai ke situ saja, saudara tidak akan sampai ke atas, sedangkan jalan ke atas jauh, jauh, jauh. Seperti yang telah Bapak katakan, malaikat ini dijalankan seratus tahun, apalagi manusia. En toch Kristus bisa tiga hari, en toch Muhammad bisa satu malam. Dan ini pula telah Bapak lakukan. Tidak perlu Bapak katakan kepada sekalian para saudara. Tuhan tahu, Maha Tahu, apa yang telah Bapak terima dan apa pula yang telah Bapak katakan.”


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 19 Agustus 2025

No comments: