TADI malam, saya Latihan di Wisma Barata Pamulang, yang kalau hari Rabu yang pria bertempat di rumah Bapak. Seperti biasa, saya “menduduki” ruangan di bawah mezanin kamar Bapak yang bagi saya power-nya terasa dahsyat.
Sebelum penenangan diri, seperti biasa pula saya memohon bimbingan Tuhan dalam Latihan Kejiwaan Subud (terkadang saya menyebut kepanjangannya: Latihan Kejiwaan Susila Budhi Dharma) dan kemudian minta izin pendampingan dari YM Bapak. Tadi malam, selain izin, saya juga spesifik minta YM Bapak membantu saya mengatasi semua perasaan cinta, rindu, senang, benci, dendam, marah, kesal, sebal, resah, lelah, iri, rakus, tamak, kenangan, ingatan, pengetahuan-pengetahuan eksisting, yang “menumpang” pada diri saya beberapa minggu belakangan ini, yang mengendalikan segala gerak hidup saya.
Kemudian, Latihan bersama pun dimulai, yang aba-abanya diberikan oleh Pak Rasyidi, Pembantu Pelatih Subud Ranting Pamulang. Saya merasakan lompatan-lompatan dari tahap yang satu ke yang lainnya dari Latihan saya, dari gerakan wadag yang kasar diiringi suara—yang sempat terusik oleh suara orang bule yang menyanyikan dengan merdu nyanyian khas Celtic (bangsa, bahasa, dan budaya yang terkait dengan kelompok etnis yang tersebar di Eropa Barat Laut, terutama di Irlandia, Wales, Skotlandia, dan Brittany) yang bernuansa magis.
Di sekitar 15 menit terakhir, dari posisi berbaring saya seperti direnggut (ditarik dengan paksa) oleh sebuah tangan gaib yang membuat saya dengan cepat berdiri lalu mengangkat kedua lengan tinggi-tinggi sambil melantunkan gendhing Jawa dengan dendang dalam bahasa yang terkesan Jermanik Kuno (kebudayaan dan bahasa yang digunakan oleh kelompok suku-suku yang berbicara bahasa Jermanik, yang mendominasi sebagian besar Eropa pada Zaman Besi hingga Abad Pertengahan Awal). Disusul kemudian oleh ucapan-ucapan yang merepresentasi daya-daya tumpangan saya. Di akhir Latihan, saya kembali duduk di kursi yang sebelum Latihan saya gunakan saat penenangan diri.
Pagi ini, setelah bangun tidur, saya menyadari sesuatu yang aneh bin ajaib: Semua perasaan hilang, bahkan ingatan-ingatan, yang tadinya menempel kuat di benak saya, tidak bersisa. Saya tidak bisa mengembalikan ingatan-ingatan itu, meski saya berpikir keras, berusaha mengembalikan mereka (karena beberapa di antara ingatan atau kenangan itu bagi saya menyenangkan, walaupun tidak ada manfaatnya untuk sekarang ini). Juga semua perasaan dan pengetahuan yang saya sebutkan di atas. Hilang tak berbekas.
Anjriiiittt, dahsyat banget power Latihan Kejiwaan! Semua dibablaskan tanpa upaya susah payah dari pihak saya.
Saya pun berucap syukur dalam hati, karena
dengan begitu, saya bisa memulai segala sesuatu dengan semangat yang baru nan
segar.©2025
Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, 7 Agustus 2025
No comments:
Post a Comment