Tuesday, December 5, 2023

Menapaktilasi Diri

BELAKANGAN sedang giat-giatnya Pemuda Subud Indonesia menyiapkan sebuah kegiatan dalam rangka menyambut atau bersamaan dengan Kongres Subud Dunia pada bulan Juli 2024, yang akan digelar di Kalimantan Tengah, tetapi kegiatan-kegiatan sampingannya juga mencakup beberapa tempat di Jawa.

Kegiatan yang tengah dipersiapkan oleh Pemuda Subud Indonesia itu adalah kegiatan yang, sebelum pandemi COVID-19, tergolong rutin digelar untuk merasakan perjalanan Bapak sejak lahir pada 22 Juni 1901 di Kedungjati, Kabupaten Grobogan (kala itu menjadi bagian dari Karesidenan Semarang), Jawa Tengah, kemudian menerima Latihan Kejiwaan pada tahun 1925 di areal yang kini menjadi lahan parkir RSUD Kariadi, Semarang, kemudian membawa keluarga beliau pindah ke Yogyakarta semasa zaman pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) hingga berdirinya organisasi Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan Susila Budhi Dharma (PPK Subud) pada 1 Februari 1947 di Yogyakarta. Kegiatan itu dikenal sebagai “Napak Tilas Bapak”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa napak tilas berarti “bekas jejak” atau “bekas jalan yang pernah dilalui”. Kegiatan napak tilas ini merupakan kegiatan berjalan kaki dengan menelusuri jalan yang pernah dilalui oleh seseorang, pasukan, dan sebagainya untuk mengenang perjalanan pada masa perang dan/atau sejarah masa lalu. Jadi, Napak Tilas Bapak adalah penelusuran jejak-jejak perjalanan (secara fisik maupun spiritual) yang pernah dilakukan Bapak, yang warisannya dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.

Tujuan dari Napak Tilas Bapak adalah agar peserta menjiwai, walaupun mungkin tidak sempurna, proses yang telah dilalui Bapak. Tidak hanya itu, napak tilas juga dilakukan untuk mengingatkan generasi anggota Subud selanjutnya tentang sejarah Subud.

Meskipun saya dahulu mendapatkan gelar akademik saya dari Departemen Sejarah Universitas Indonesia, dan menaruh minat yang mendalam terhadap studi sejarah, saya belum pernah mengikuti kegiatan Napak Tilas Bapak. Karena saya mendapatkan pengalaman kejiwaan yang membuat saya dapat menapaktilasi perjalanan Bapak melalui Latihan saya. Bagi saya, Latihan adalah momen menapaktilasi diri, penelusuran “jalan pulang” saya. Bagi saya, yang terpenting adalah napak tilas secara hakikat, meresapi aspek-aspek Latihan sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai zaman di mana saya hidup.©2023

 

Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 5 Desember 2023

No comments: