KETIKA saya masih tinggal di rumah kontrakan di Jl. Petemon Barat, Surabaya, tahun 2001-2003, ada satu penjual soto ayam Lamongan langganan saya di Jl. Petemon V. Jualan secara gerobakan tapi mangkal di sudut perempatan Petemon V-VI di kawasan Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Karena gerobaknya tidak memiliki nama, saya pribadi memviralkannya sebagai “Soto Pak Jutek”, karena tampang si bapak penjual soto Lamongan yang sangat enak dengan kuah kaldu bandengnya yang gurih selalu terlihat suntuk, jutek, tidak pernah tersenyum, bahkan ketika sudah menerima uang pembayaran soto yang saya pesan. Kadang saya minta tambah daging ayam suwirnya, atau kuahnya atau uritannya, dia menampakkan wajah yang kian jutek tapi tetap memenuhi permintaan saya.
Pak Jutek dengan wajah tak ramahnya
bagaimanapun membuat saya kangen, terutama setelah saya kembali ke tanah
kelahiran, Jakarta, Juli 2005. Ingatan akan penjual soto ayam Lamongan di Jl.
Petemon V itu kembali mengisi kepala saya ketika menemukan depot soto Lamongan
dengan nama “Pak Jutek”, di Jl. Cabe I, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan.©2025
Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, 27 Juli 2025
No comments:
Post a Comment