Saturday, July 26, 2025

Menyogok Nafsu

SEJAK pertengahan tahun lalu hingga saat ini, saya mulai merasakan “krisis paruh baya” dalam kehidupan Subud saya. Tandanya, saya kehilangan dorongan untuk Latihan yang rajin seminggu dua kali. Biasanya saya merasa rugi sekali kalau kehilangan satu kesempatan Latihan bersama di hall, kini saya “ah... peduli amat”. Dan kalau sebelum-sebelumnya, saya bisa tiga-empat kali Latihan dalam seminggu, kini tidak Latihan dalam seminggu saya merasa biasa saja. 

Sebelumnya, hujan badai saya terjang demi bisa ke Latihan terjadwal di hall manapun, kegelapan malam dan jarak yang jauh saya terobos meski mata hanya sanggup melihat sejauh 5 meter. Kini, saya hanya berpikir betapa gilanya saya kalau melakukan itu semua.

Bagaimanapun, saya tetap merasakan vibrasi Latihan dalam keseharian saya, bimbingan yang terus-menerus dalam segala hal yang saya lakukan, baik dalam wujud gerak, merasakan, maupun sekadar pengertian.

Baru-baru ini, di tengah sesi percakapan bahasa Inggris SPEC di Rumah Wing Bodies Subud Indonesia pada hari Selasa, 22 Juli 2025, saya ceritakan ke Pak Harris Roberts apa yang tengah saya alami. Beliau berbagi kiatnya, mengenai bagaimana tetap rajin datang Latihan bersama di hall. Beliau menyebutnya “bribe my nafsu” (menyogok nafsu saya). Pak Harris menyogok nafsunya dengan ketersediaan kopi dan rokok.

Saya pun blak-blakan merespons usulan beliau, “Really? That’s what I do almost all the time. That’s the sole reason why I do Latihan in Pamulang... For the food and the great tasting coffee!” (Benarkah? Itu yang saya hampir selalu saya lakukan. Itulah satu-satunya alasan mengapa saya Latihan di Pamulang... Demi makanannya dan kopinya yang berasa sangat nikmat!).©2025


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 27 Juli 2025

 

No comments: