Saturday, March 28, 2009

Berkirim Surat Kepada Tuhan

“Hidup ini tidak lebih dari rangkaian jejaring yang saling terhubung.”
—Fritjof Capra (1936- ), The Web of Life – A New Scientific Understanding of Living Systems (1997)



Saat saya masih bersekolah dasar di Negeri Belanda antara tahun 1974-1978, setiap kali menjelang hari Sinterklaas, pada 5 Desember setiap tahunnya, para murid (utamanya kelas 1-3, sedangkan kelas 4-6 dianggap sudah tidak percaya Sinterklaas) diminta untuk menulis surat kepada Sinterklaas, dalam rangka untuk menyampaikan permintaan masing-masing murid. Pada 5 Desember, Sinterklaas (yang diperankan oleh guru atau orang tua murid dengan kostum uskup berwarna serba merah dan berjenggot putih) akan datang ke kelas 1-3 diiringi dua Piet Hitam, dan memberi pemenuhan atas masing-masing permintaan selama itu dapat dipenuhi – jika tidak dapat, Sinterklaas akan menggantinya dengan wejangan.

Ingatan akan masa kecil saya yang masih sangat percaya dengan tokoh Sinterklaas kembali terlintas di benak saya ketika saya membaca buku Robert Scheinfeld, The 11th Element (Unsur Ke-11) – Mengaktifkan Kekuatan Batin Anda untuk Menderaskan Kesuksesan dan Kekayaan (Jakarta: Serambi, 2005). Melalui bukunya yang berjudul asli The 11th Element: The Key to Unlocking Your Master Blueprint for Wealth and Success (New Jersey: Wiley & Sons, Inc., 2003), Scheinfeld menyingkap rahasia bahwa, seperti kata fisikawan Fritjof Capra di atas, hidup ini merupakan rangkaian jejaring tak kasat mata (invisible network), yang akan membukakan bagi kita akses kepada orang-orang, gagasan, sumber daya, teknik dan strategi yang relevan dengan apa yang kita kehendaki untuk terwujud.

Melalui buku setebal – versi terjemahan Indonesianya – 295 halaman (termasuk lampiran, catatan kaki, ucapan terima kasih dan profil pengarangnya) ini, pebisnis yang membagi-bagi rahasia Unsur Ke-11-nya setelah ia berhasil bangkit kembali pasca kebangkrutannya dengan terlilit hutang 153.000 dolar mengajak kita mengenal sang eksekutif-puncak-batin serta berkontak secara berkelanjutan dengannya melalui surat. ‘Eksekutif-puncak-batin’ adalah sebutan subyektif Scheinfeld bagi apa yang kita identifikasi sebagai ‘Tuhan’, karena dalam suatu interviu terungkap bahwa pembangun Blue Ocean Software ini tidak sependapat dengan konsepsi Tuhan dari kalangan agama, tetapi mengakui bahwa hubungan langit dan bumi tidak sesederhana bayangan kita. Penggambaran Scheinfeld mengenai eksekutif-puncak-batin (inner CEO) memberi saya kesan bahwa ia sedang berbicara mengenai Tuhan yang saya kenal melalui ajaran agama saya maupun lewat pengalaman-pengalaman spiritual saya. Coba lihat penjelasannya di halaman 33: “[E]ksekutif-puncak-batin Anda punya akses ke pengetahuan dan sumber daya yang jauh melampaui pengetahuan dan sumber daya yang ada dalam kesadaran Anda. Anda tidak pernah sendirian dalam usaha menggapai bisnis yang sukses dan kekayaan, meskipun Anda kerap merasa demikian. Eksekutif-puncak-batin dan jaringan tak kasat mata Anda membentuk suatu sistem pendukung yang bisa Anda masuki untuk membagi beban Anda. Anda akan mendapat bantuan di setiap langkah tersebut.”

Apakah hakikat dari Unsur Ke-11 itu? Dan bagaimana Unsur Ke-11 itu dapat membantu kita menggapai kesuksesan dan kekayaan? Menurut Scheinfeld, selama ini kita terbiasa dengan ekspresi bahwa yang dapat mewujudkan keberhasilan usaha adalah niat dan keyakinan semata, hingga muncul ungkapan “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”, yang diterima sebagai kebenaran mutlak. Namun, ketika zaman terus berkembang dan persaingan pasar semakin keras, niat dan keyakinan saja tidaklah cukup. Ungkapan para guru Rahasia yang pesan-pesannya terangkum dalam buku The Secret – Rahasia (2007)-nya Rhonda Byrne menegaskan tentang berlakunya hukum daya tarik. Hukum ini ditetapkan Scheinfeld sebagai unsur ketiga – yang sekaligus ia ragukan khasiatnya. “Hukum daya tarik menjamin bahwa Anda akan selalu menarik orang-orang dan situasi ke kehidupan Anda, selaras dengan pemikiran dominan Anda. Tetapi, seperti juga niat dan keyakinan, kita semua punya sangat banyak pemikiran-pemikiran dominan dan harapan-harapan (positif dan negatif) yang tidak tertarik ke kehidupan kita,” tulis Scheinfeld di halaman 54.

‘Menetapkan tujuan’ diletakkan Scheinfeld sebagai unsur ke-4. Pada saat yang sama ia mengutarakan keraguannya bahwa unsur ini memiliki keampuhan tinggi, karena kenyataannya tingkat kegagalan untuk menetapkan tujuan sangat tinggi. Keteladanan, penciptaan rencana yang jelas dan terperinci, tindakan besar, ketekunan, visualisasi, dan ketegasan secara berurutan menjelaskan unsur-unsur ke-5 hingga ke-10. Semuanya dirasa Scheinfeld belum cukup tanpa ada peran Unsur Ke-11 pada masing-masing unsur. Yang dimaksud Scheinfeld dengan Unsur Ke-11 adalah peran luas dan mendalam dari eksekutif-puncak-batin dan jaringan tak kasat mata.

Sejak permintaan Anda diajukan kepada eksekutif-puncak-batin hingga terwujud harus melalui langkah-langkah bertahap yang memberi gambaran bahwa kontak dengan Tuhan (atau apa pun yang Anda percayai) dapat ditempuh dengan cara yang sangat sederhana, sebagaimana Anda berhubungan dengan atasan Anda di tempat kerja Anda – bagaimanapun, Anda harus tetap memelihara tata krama. Scheinfeld menganjurkan tujuh langkah berikut ini untuk Anda tempuh, agar Anda bisa mencapai hasil yang mencengangkan: 1) Memperluas dan memastikan ‘hasil ideal’ Anda; 2) Menyusun permohonan bantuan untuk menciptakan hasil yang optimal; 3) Mengirimkan permohonan Anda kepada eksekutif-puncak-batin Anda untuk disetujui; 4) Menerima persetujuan; 5) Menggunakan jaringan tak kasat mata untuk meminta bantuan; 6) Melaksanakan tanggung jawab dan membuat keputusan serta rencana; dan 7) Menunjukkan hasil.

Untuk berkontak secara berkelanjutan dan nyambung Scheinfeld menganjurkan metode yang serupa dengan kisah saya dengan Sinterklaas di atas. Anda dipersilakan menulis surat kepada eksekutif-puncak-batin, yang lewat hal itu Anda mengajukan permohonan agar Dia, sang eksekutif-puncak-batin, mengabulkannya. Contoh-contoh surat permohonan yang menurut Scheinfeld berpotensi besar untuk diterima dan memperoleh pengabulan ia berikan pada halaman 98 hingga 121. Seperti halnya surat permohonan, maka Anda harus memberi latar belakang yang menggambarkan misi dan tujuan hidup Anda, serta maksud dan tujuan Anda mengajukan permohonan tertentu. Keinginan Anda harus jelas. Tandas Scheinfeld di halaman 81: “Semua permohonan diterima apa adanya. Jadi, Anda harus membuat permintaan dengan tepat. Kalau tidak, eksekutif-puncak-batin Anda akan melihat permohonan Anda (sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain) dan secara tidak langsung mengatakan, ‘Saya tidak tahu hal yang sedang Anda bicarakan,’ dan melemparkan permohonan Anda ke keranjang sampah.”

The 11th Element – Unsur Ke-11 cukup mencerahkan, membangkitkan semangat berusaha yang mungkin telah pudar karena apa yang diusahakan tak kunjung mewujud. Bagi yang penasaran ingin sekali membacanya, namun belum memiliki dana cukup untuk membelinya, barangkali bisa mulai dengan berkirim surat kepada Tuhan dengan mengajukan permohonan tersebut. Mudah-mudahan dikabulkan.©

No comments: