TIDAK sedikit anggota Subud yang melakukan enterprise seperti yang dianjurkan oleh Bapak. Tetapi wujud enterprise-nya acapkali tak lebih dari sekadar usaha dagang atau bisnis berbasis keuntungan materi belaka. Enterprise yang dimaksud Bapak sejatinya adalah “gerak hidup yang tertuntun Latihan Kejiwaan”. Jika hanya tertuntun/terdorong oleh nafsu ingin cepat untung secara materi (uang), maka sebuah usaha tidak patut disebut enterprise sebagaimana yang dimaksud Bapak.
Dalam pengertian saya, enterprise lebih kepada “isi” pelaku usaha, dan usaha di sini bukan hanya mengacu pada bisnis atau kegiatan berbasis pencarian keuntungan ekonomi. Usaha untuk mendapatkan, misalnya, pacar dapat dikatakan enterprise. Yang penting, ada unsur bimbingan Tuhan atau Latihan Kejiwaan di dalamnya, yang senantiasa menjadi pedoman bagi pelaku dalam menggerakkan usahanya.
Perusahaan saya, misalnya, yaitu PT Asta Nindya atau LI9HT Brand—firma konsultasi dan manajemen komunikasi merek, bukanlah enterprise oleh anggota Subud. Gerak saya dalam menjalankan usaha itu, yang terisi Latihan, adalah yang disebut enterprise. Kerja atau karya saya mendorong pertumbuhan profit, sedangkan bimbingan Tuhan yang selalu menyertai dalam pekerjaan saya mendorong pertumbuhan jiwa.
Jadi, tidak semua usaha
berbasis bisnis atau dagang dapat disebut enterprise
sebagaimana yang Bapak maksud. Terutama jika si pelaku usaha tidak mengalami
penyaksian akan bekerjanya kekuasaan Tuhan dalam menjalankan usahanya, tetapi
hanya sekadar menghimpun keuntungan bisnis.©2024
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 20 Maret 2024
No comments:
Post a Comment