Saturday, February 24, 2024

Candi Tertua di Kabupaten Tulungagung


MENEMPUH perjalanan sejauh 45 km dari Ngunut ke arah barat, dengan dibonceng motor Honda CB150R dan sebuah motor trail, dan melewati jalan yang terus menanjak, kadang curam, sampailah saya dan mitra kerja saya di situs Candi Penampihan. Dua kali saya dan mitra kerja saya dan dua pengendara motor yang memboncengkan kami (tuan rumah dan putranya) harus berteduh lantaran begitu mendaki Gunung Wilis (2.563 m) kami disambut hujan. Ketika hujan, bukan saja kabut turun, udaranya pun menjadi kian menusuk dinginnya. Beruntung saya membawa sweater tebal dari rumah.

Candi Hindu itu merupakan yang tertua di Kabupaten Tulungagung. Sayangnya, kondisi candi nyaris sudah tidak berwujud, selain tumpukan bata merah di kakinya yang khas bangunan candi.

Candi Penampihan adalah candi Hindu kuno peninggalan kerajaan Mataram Kuno yang terletak di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Merupakan candi Hindu kuno yang dibangun pada tahun Saka 820 atau 898 Masehi. Nama “Penampihan” itu sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Penerimaan” (kata “nampi” dalam bahasa Jawa berarti “menerima”).



Candi Penampihan merupakan candi pemujaan dengan tiga undakan yang dipersembahkan untuk memuja Dewa Siwa. Konon peresmian candi ini dengan mengadakan pagelaran wayang (ringgit). Selanjutnya, sejak kerajaan Mataram Kuno, Kediri, Singhasari, hingga Majapahit sekitar abad 9-14 M, candi ini terus digunakan untuk bertemu dan memuja Sang Hyang Wenang (Tuhan).

Terdapat sebuah prasasti kuno yaitu Prasasti Tinulat tertulis dengan menggunakan huruf Pallawa dengan stempel berbentuk lingkaran di bagian atas prasasti. Berdasarkan keterangan tuan rumah saya, prasasti itu berkisah tentang nama-nama raja Balitung, serta seorang yang bernama Mahesa Lalatan, yang belum terungkap identitasnya hingga kini.

Meskipun saya kuliah di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI; sekarang bernama Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya/FIB UI), dan masih bersaudara dengan Jurusan Arkeologi, namun minat saya pada arkeologi tidak besar—kecuali arkeologi militer. Sehingga candi-candi seperti Penampihan ini tidak membuat saya kelewat takjub.©2024

 

Dusun Baran I, Desa Panjerejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, 25 Februari 2024

No comments: