Friday, February 23, 2024

Arca Pencetus Bhinneka Tunggal Ika

 

SAYA mengunjungi situs Candi Boyolangu, salah satu situs arkeologis di Kabupaten Tulungagung dengan arca Gayatri Rajapatni, pagi, 23 Februari 2024. Dipercaya masyarakat setempat bahwa Gayatri yang mencetuskan kalimat yang kemudian dicuplik sebagai motto “Bhinneka Tunggal Ika”. Sehingga dipasangi tiga lambang Garuda Pancasila di cungkup yang mengatapi arca.

Candi Boyolangu atau dikenal pula oleh masyarakat di sekitarnya dengan nama Candi Gayatri berada di tengah pemukiman penduduk di wilayah Dusun Boyolangu, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Untuk memasuki kompleks candi ini, saya dan mitra kerja saya serta satu warga setempat melalui sebuah lorong selebar kurang lebih 2,5 m yang dibatasi tembok setinggi 75 cm dengan panjang sekitar 50 meter.

Saya bersama Pak Samsul Hartono, pensiunan TNI Angkatan Laut yang tinggal di Boyolangu dan menjabat ketua Yayasan Surya Majapahit, sebuah organisasi nirlaba yang bermisi pelestarian budaya Tulungagung, mengapit arca Gayatri di kompleks Candi Boyolangu.



Berdasarkan angka tahun yang terdapat pada bangunan induk dan Kitab Nagarakertagama, Candi Boyolangu dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359-1389 M) dengan nama Prajñaparamitapuri.

Candi ini dulu kabarnya menyimpan abu jenazah Gayatri dan sekaligus tempat pemujaan agama Buddha. Gayatri sendiri adalah nama dari salah satu putri dari Raja Kertanegara (raja Kerajaan Singhasari) dan merupakan nenek dari Raja Hayam Wuruk (raja Majapahit).

Candi ini ditemukan kembali pada tahun 1914 dalam timbunan tanah. Disebutkan dalam Oudheidkundige Verslag (Laporan Kepurbakalaan) tahun 1917, serta NJ Krom dalam bukunya Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst (Pengantar Seni Jawa Hindu), yang menyebutnya sebagai Punden Gilang, dan juga menurut Prof. Dr. Agus Aris Munandar, guru besar Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), candi ini digunakan sebagai bangunan resi karena bentuk arsitekturnya yang sederhana dan letaknya terpencil. Ada pula yang menyebut candi ini memiliki arsitektur Candi Naga.

Candi Boyolangu sendiri sudah tidak memberi kesan akan sebuah candi karena bentuknya lebih menyerupai reruntuhan. Kepala dan satu lengan dari arca Gayatri juga sudah tiada, kabarnya diboyong kolonialis Belanda ke museum di negaranya. Dalam pandangan sekilas saya, kompleks Candi Boyolangu lebih mirip fondasi bangunan.©2024

 

Dusun Baran I, Desa Panjerejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, 23 Februari 2024

No comments: