Tuesday, August 22, 2023

Praktik Ilmu Pisah

SAYA berdiskusi beberapa hari yang lalu dengan ketua SES (Subud Enterprise Services) Indonesia yang baru, seorang muda yang awalnya antusias, bersemangat tinggi, dan optimis dapat memperbaiki keadaan di Subud Indonesia dalam hal pelaksanaan enterprise. Dia terpilih melalui testing dalam Kongres Nasional pada Februari 2023. Kini ia tampak lelah, kurang antusias, dan bingung. Saya sudah tahu sebelumnya mengapa ia demikian. Persoalan sangat besar dan telah berakar urat di perkumpulan kita adalah apa yang menghadang optimismenya.

Diskusi yang berlangsung sampai tengah malam itu, di teras bangunan yang menaungi sekretariat SES dan SICA (Subud International Cultural Association) Indonesia di kompleks Wisma Subud Cilandak, membuat kami berdua menyimpulkan bahwa anggota secara kolektif belum memahami sepenuhnya apa itu “enterprise” yang dimaksud Bapak; bahwa itu tindak usaha untuk kehidupan yang memang “tinggal menjalankan saja” tetapi wajib bermodalkan pengetahuan dan pengalaman profesional yang telah dimiliki (artinya, bukan dengan tangan dan otak yang sama sekali kosong), dan berjumbuh dengan bimbingan Latihan Kejiwaan yang telah mengisi diri kita, semua gerak hidup kita. Inilah yang dimaksud Bapak dengan Ilmu Pisah.

(“Ilmu Pisah” dalam Bahasa Indonesia dipadankan dengan “chemistry” dalam terjemahan bahasa Inggris dari ceramah-ceramah Bapak. Saya menduga, terminologi itu Bapak ambil dari kata dalam bahasa Belanda “scheikunde”, yang secara harfiah berarti “ilmu untuk memisahkan”, tetapi secara umum merupakan padanan kata bahasa Belanda untuk “chemistry”. Bapak menggambarkan bekerja samanya jiwa kita dengan hati dan akal pikir kita seperti air dan minyak yang secara zat bersifat berbeda tetapi menyatu dalam satu wadah.)

Jadi, enterprise (Subud) berbeda secara filosofis dengan bisnis belaka. Enterprise menumbuhkan jiwa kita, sedangkan bisnis hanya menumbuhkan profit semata. Nah, di Subud, kedua hal ini dipadukan dalam kiprah kita. Hal ini yang justru menjadi tren dalam 25 tahun terakhir, dengan bisnis-bisnis berskala menengah hingga besar memasukkan aspek “hati” atau spiritualitas dalam kinerja mereka melalui kiprah yang disebut tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.©2023

 

Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 23 Agustus 2023

No comments: