TAHUN 2007, almarhumah Ibu Siti Muti’ah Lestiono, mantan sekretaris Ibu Siti Rahayu Wiryohudoyo, yang seorang wanita berkebangsaan Amerika dan tinggal lama di kompleks Wisma Subud Cilandak hingga akhir hayat beliau, mengatakan kepada saya, ketika mengucapkan terima kasih atas bantuan saya menerjemahkan buku memoar Subudnya, yang berjudul Finding the Light: A Personal Account of Discovering the Meaning of Life, “Many people said that the translator lets himself go...” (Banyak orang mengatakan bahwa penerjemahnya bekerja dengan cara yang bebas atau tanpa hambatan.) Menurutnya, semua pembaca merasa puas, ringan dan tercerahkan saat membaca naskah terjemahan yang saya buat.
Let oneself go dapat diartikan secara bebas menjadi “rileks”, bertindak bebas tanpa beban atau tidak menahan diri karena berbagai pertimbangan yang dapat dibayangkan pikiran. Latihan Kejiwaan mensyaratkan kita rileks. Bapak mengatakan dalam ceramah di Los Angeles, Amerika Serikat, 22 Juli 1981 (81 LAX 1), “Saudara-saudara seperti kalau saudara akan menerima dalam lakukan Latihan Kejiwaan, yaitu relax. Arti relax, walaupun itu bahasa Inggris, itu butuh saya terangkan. Arti relax jangan memikirkan sesuatu selain merasakan dirinya sendiri dan percaya sepenuhnya bahwa Tuhan Yang Maha Esa benar-benar ada dan berkuasa.”
Tanpa rileks, baik dalam Latihan Kejiwaan maupun dalam kehidupan sehari-hari, menurut pengalaman saya selama ini, kita sulit mencapai keadaan aktif yang penuh kreativitas, komunikasi yang terbuka (dengan diri sendiri bila dalam Latihan Kejiwaan) dan harmonis, serta kebetahan bagi siapa saja yang hadir di ruang dan waktu yang sama dengan kita. Dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal, relaksasi amat diperlukan. Menjadi spontan dalam pikiran dan perasaan, perkataan dan perbuatan, alih-alih menjadi serba dibatasi oleh perasaan terikat, takut, dikendalikan oleh ilusi.
Berpikir kreatif juga mensyaratkan relaksasi. Dalam proses curah pendapat (brainstorming), yaitu proses penggalian dan pengumpulan ide-ide secara spontan untuk mewujudkan sesuatu, tali kekang harus dilonggarkan, karena hal itu memberi kita peluang untuk menjangkau ranah-ranah yang melampaui keberadaan kita. Dengan relaksasi, yang tak pernah terbayangkan pun akan singgah di otak kita untuk memberitahu kita akan keberadaannya. Sulit untuk memunculkan ide-ide hebat ketika pikiran kita dipenuhi dengan kekhawatiran sehari-hari. Relaksasi akan membantu kita menjernihkan pikiran dari urusan sehari-hari dan stres.
Membiasakan diri untuk lepas dari pengekangan (restrain) dalam sikap dan perilaku kita, terutama dalam interaksi kita dengan orang lain, mengurangi atau bahkan meniadakan potensi konflik, kecuali lawan bicara kita justru kebalikannya dari kita. Kalaupun konflik mengemuka, ya baiknya kita mengalah, dan kembali rileks untuk kepentingan diri kita sendiri, agar tidak hanyut dalam dinamika yang sama sekali tidak produktif.©2023
Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, 14 Agustus 2023
No comments:
Post a Comment