Monday, March 30, 2020

Catatan Perjalanan Arifin Dwiastoro di Sukoharjo Pada 11-12 Agustus 2018—Bagian 3: Mendekatkan Pangan ke Dapur Rumah


BUKAN hanya burung hantu yang menjadi andalan Dukuh Klurahan. Dengan pendampingan dari tim sebuah perusahaan berbasis industri tekstil, para petani dan warga Klurahan dilatih dalam berbagai program berwawasan lingkungan yang dampaknya dapat meningkatkan pendapatan petani, memperbaiki kualitas lingkungan, dan menjaga keseimbangan alam. Yang telah dirintis saat ini adalah pertanian pekarangan sehat dengan pembuatan demplot untuk pertanian pekarangan berbasis organik untuk pemanfaatan pekarangan rumah yang hasilnya dapat dimanfaatkan sendiri. Di sebuah greenhouse berdinding bambu yang sederhana dilengkapi sarana pembibitan tanaman untuk penghijauan, warga Klurahan dan sekitarnya dapat belajar bercocok tanam sayuran dan buah-buahan dan cara membuat kompos atau pupuk organik.

Pertanian yang memanfaatkan lahan pekarangan dewasa ini digadang-gadang menjadi salah satu solusi untuk penguatan ketahanan pangan. Selain mendekatkan pangan ke dapur rumah, pertanian pekarangan sehat juga sekaligus bisa memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

Untuk program ini, tim CSR perusahaan tekstil memberikan bantuan dan pembinaan kepada Poktan “Boga Tani” untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Bantuan diberikan dalam bentuk greenhouse, kebun bibit, dan demplot, sehingga diharapkan keberadaan pertanian pekarangan sehat bisa berkelanjutan.

Tak hanya itu, kegiatan konservasi sumber daya air dengan menerapkan konsep penghijauan melalui penggunaan biopori serta daur ulang sampah organik menjadi pupuk organik. Program biopori ini bertujuan untuk memanfaatkan curahan air hujan agar tidak terbuang sia-sia dan bisa terserap ke dalam tanah sebagai cadangan air minum bagi warga setempat. Semakin banyak lubang biopori di lingkungan warga, maka potensi banjir atau genangan semakin berkurang. Air hujan tidak lari ke mana-mana, malah sebaliknya terserap di halaman rumah masing-masing warga.©2020


Pondok Cabe III, Tangerang Selatan, 30 Maret 2020

No comments: