Monday, March 30, 2020

Catatan Perjalanan Arifin Dwiastoro di Sukoharjo Pada 11-12 Agustus 2018—Bagian 4: Mesin Pengurai Alami



DI area dengan greenhouse yang dikelola Poktan “Boga Tani” binaan CSR perusahaan tekstil dan garmen yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah, itu terdapat Rumah Cacing, yaitu sebuah kandang sederhana yang terbuat dari bambu dan tidak tertutup. Kandang ini berisi rak bersusun tiga yang masing-masing diisi dengan media tanah untuk memelihara cacing. Tanah yang diisikan pada rak adalah tanah yang kaya humus seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Para penggiat budidaya cacing di Rumah Harmoni Alam, saat saya kunjungi pada 12 Agustus 2018, tampak sedang mengaduk-aduk perlahan kompos yang terbuat dari ampas pohon aren yang telah berwarna cokelat tua. Media tanah itu dibasahi sedikit menggunakan air dan dipastikan tidak terpapar sinar matahari.

“Setelah tiga bulan, cacing bisa dipanen seminggu sekali, kalau indukannya sudah banyak. Satu rak ini bisa menghasilkan tiga kilogram cacing, yang digunakan untuk mengurai sampah organik,” jelas Pak Subakdo, Humas Poktan “Boga Tani”, sambil mengaduk-aduk media tanah berisi cacing. Pak Subakdo juga menjelaskan bahwa media tanah yang sudah sering digunakan untuk budidaya cacing dapat dipakai sebagai pupuk organik, yang disebut “kascing”.

Seperti diketahui, cacing berperan penting dalam dunia pertanian, yaitu dapat menyuburkan tanah. Lahan yang banyak terdapat cacing menandakan bahwa lahan tersebut subur. Manfaat cacing sendiri di dalam tanah adalah menurunkan pH tanah, yaitu memakan tanah dengan pH rendah, kemudian mengeluarkannya dengan pH kisaran normal. Selain itu, cacing sendiri dapat menggemburkan tanah. Karena begitu banyak manfaatnya di dunia pertanian, maka kini kotoran cacing pun dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan media tanam.

Kascing merupakan akronim dari “bekas cacing”, yaitu salah satu jenis pupuk organik. Kascing adalah pupuk organik berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan. Pupuk organik kascing dapat diproduksi dari campuran limbah ternak dan sisa tanaman dengan bantuan cacing. Pupuk kascing mengandung auksin yang berguna merangsang pertumbuhan akar. Oleh sebab itu, dewasa ini pupuk kascing menjadi favorit di kalangan petani karena terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas produksi tanaman, entah itu sayuran atau buah-buahan. Karena itu, para anggota Poktan “Boga Tani” menyambut gembira program budidaya cacing binaan CSR perusahaan tekstil dan garmen tersebut.

Kascing atau vermicompost didapat dari metabolisme tubuh cacing atau yang dikenal secara umum dengan nama “kotoran cacing tanah”. Kascing sangat kaya akan unsur hara yang dibutuhkan bagi kesuburan tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur kimia makro maupun kimia mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan karena kascing dalam prosesnya telah mengalami dua kali penguraian. Pertama, terjadi karena peran penting bakteri, yaitu saat sebelum dikonsumsi oleh cacing. Kedua, terjadi karena peran cacing itu sendiri, yaitu saat berada dalam perut cacing, lalu mengalami penguraian lewat proses metabolik. Maka tidak salah bila cacing merupakan salah satu biodegradable engine atau “mesin pengurai alami”.©2020


Pondok Cabe III, Tangerang Selatan, 30 Maret 2020

No comments: