KEMARIN siang, ketika para anggota pria baru memasuki hall untuk Latihan bersama dan saya nongkrong saja di teras timur Hall Subud Cilandak, datanglah satu anggota yang sedang “tidak berkenan” dengan saya. Sebut saja namanya Mukidi. Dia melihat saya tapi menghentikan langkahnya sekitar lima meter dari tempat saya duduk, dan mengobrol dengan anggota lainnya di depan bangku kayu sebelah toilet wanita.
Saya merasakan Mukidi enggan bertemu saya tapi saya didorong oleh jiwa saya untuk tetap bersikap baik ke dia, seolah tidak ada apa-apa. Saya baru-baru ini terkesan oleh sebuah quote, “Jika orang-orang tidak suka padamu, itu masalah mereka, bukan masalahmu.”
“Buktikan Subudmu!” kata jiwa saya. Maka ketika Mukidi jalan ke pintu hall saya sapa dia, saya dekati, saya ucapkan maaf lahir dan batin dan peluk dia. Kami mengobrol sejenak, tentang mengapa saya belakangan tidak Latihan.
Sore, saya bertemu, sebut saja, Mukado, di Rumah Wing Bodies, kompleks Wisma Subud Cilandak No. 22C. Dia datang agak telat dan sejak masuk ke ruang acara Peluncuran Komunitas-Komunitas SICA (Subud International Cultural Association) Indonesia, walaupun melihat saya, duduk agak di sebelah saya dan kemudian pindah ke kursi di depan saya, dia tidak mau menyapa, bahkan membuang muka. Dia pun sedang “tidak berkenan” dengan saya. Selesai acara pun dia langsung kabur. Saya hanya mengiringi langkah Mukado dengan senyum.
Ya, begitulah kehidupan.
Baik-buruk, orang maupun peristiwa, silih berganti atau datang bersamaan. Kita
cukup berserah diri dengan sabar, tawakal, dan ikhlas.©2024
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 6 Mei 2024
No comments:
Post a Comment