PERTAMA kali saya mengenal beliau, pada 22 Agustus 2013, adalah pada saat event peluncuran buku A Journey to Gold: Mencapai PROPER Emas, Menyemai Kebajikan, Melindungi Lingkungan, yang saya tulis dan edit dalam kapasitas sebagai ghostwriter.
Saat makan siang, saya minta lewat satu staf CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. untuk diperkenalkan kepada Manajer atau Kepala Divisi Corporate Social Responsibility perusahaannya. Jean Christophel Prihyanto namanya. Orangnya ramah, suka melucu dan mencandai setiap topik pembicaraan meski isi candaannya serius dan mengena.
Perkenalan di ajang event yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu berlanjut menjadi hubungan klien-vendor—Pak Jean mewakili PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan saya sebagai ujung tombak PT Asta Nindya (li9ht—The IDEAS Company). Kerja sama kami langgeng dalam melahirkan karya-karya kreatif berupa publikasi yang mempromosikan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang diemban Indocement maupun TJSL secara umum.
Hubungan klien-vendor ini berjalan hingga akhir tahun 2016, dimana Pak Jean mengundurkan diri dari Indocement untuk merintis perusahaan konsultan program dan komunikasi CSR. Beliau menggandeng saya, yang sejak 2012 telah menimbun banyak pengalaman dengan sustainability communication dan CSR branding.
Kemitraan kami membentuk hubungan persahabatan yang unik. Saya menjadi lawan tangguh beliau dalam brainstorming. Analisis Pak Jean yang kritis juga membantu saya menyempurnakan ide-ide saya untuk proyek komunikasi pembangunan berkelanjutan bagi klien-klien kami.
Di waktu senggang saat bersama mengunjungi suatu daerah untuk pekerjaan, kami berbincang mengenai hidup—beliau sering bertanya tentang aktivitas saya di Subud dan bagaimana Latihan Kejiwaan mempengaruhi kehidupan saya. Beliau tertarik tapi merasa belum tergerak untuk masuk Subud.
Saya terakhir berjumpa dengan Pak Jean ketika kami blusukan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, untuk memetakan keadaan sosial dan lingkungan yang terdampak operasi pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex), pada 11-12 Agustus 2018. Stamina beliau luar biasa, gesit bergerak, sangat antusias saat berinteraksi dengan para petani dan pengrajin di desa-desa binaan CSR Sritex. Sehingga saya tak menyangka ketika mendapat kabar bahwa tidak lama setelah tahun 2018 Pak Jean terkena serangan jantung yang mengakibatkan beliau koma berlarut-larut.
Pagi ini, saya mendapat kabar
via WhatsApp dari adik saya—yang seangkatan dengan Pak Jean di Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN)—bahwa mantan klien, mantan mitra dan sahabat selamanya itu
telah berpulang. Semoga Tuhan menerima amal saleh almarhum. Aamiin.©2024
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 2 Mei 2024
No comments:
Post a Comment