Friday, October 13, 2023

Bimbingan Tuhan untuk Sejarawan Militer


HARI Rabu, 11 Oktober 2023, saya menerima pesan Facebook Messenger dari yunior saya di Jurusan Sejarah FS/FIB UI yang saat ini menjabat sebagai ketua Ikatan Alumni (Iluni) FIB UI. Dia meminta nomor WhatsApp saya, karena katanya ada wartawan yang mau meminta saya menjadi narasumber mengenai Omar Dhani. Yunior saya tersebut telah mereferensi saya kepada stasiun televisi swasta Trans7, yang mencari seorang sejarawan militer untuk tampil sebagai narasumber dalam program Secret Story Trans7, yang mengetengahkan sosok Menteri/Panglima Angkatan Udara (Menpangau) Republik Indonesia, Laksamana Madya Omar Dhani. Omar Dhani dalam persepsi publik Indonesia dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965 (G30S).

Saya mendapat pemberitahuan dari pihak Trans7 keesokan harinya, 12 Oktober 2023, bahwa saya didaulat sebagai narasumber untuk acara Secret Story Trans7 dalam kapasitas sebagai sejarawan militer—sebuah predikat yang selama ini tidak berani saya sandang karena saya bukan sejarawan akademik meskipun saya kuliah enam tahun di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI; kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya atau FIB UI). Sejak remaja, saya memang penikmat sejarah militer dan ilmu strategi dan ketika di FSUI saya menulis skripsi bertema aksi gerilya dan anti gerilya semasa Agresi Militer Belanda II (1948-1949).

Bagaimanapun, saya terima tantangan itu, meskipun topik seputar keterlibatan Menpangau Omar Dhani dalam G30S yang kabarnya didalangi PKI bukanlah ranah studi sejarah militer yang saya tekuni selama ini—spesialisasi saya adalah periode Perang Kemerdekaan RI 1945-1949 serta sejarah Perang Dunia II. Tetapi, puji Tuhan, saya mendapat bimbinganNya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara, yang merupakan “pengertian di tempat” tanpa saya rencanakan atau pikirkan. Mengalir begitu saja.

Berkat Latihan Kejiwaan, saya dapat berbicara dengan lancar dan bermuatan analisis-analisis yang “baru dimengertikan” ke saya oleh Sumber Gaib saat syuting. Saya meyakininya sebagai bimbingan jiwa saya, karena saya baru mendapat daftar pertanyaan wawancara dari kru Trans7 justru pada hari syuting, dan karena itu saya belajar kilat dengan googling di ponsel saya. Tergolong sangat kilat!

Kru Trans7 datang ke rumah saya di Pondok Cabe dengan harapan syuting bisa dilakukan di situ, namun karena tidak didapat spot dan sudut ambilan (camera angle) yang pas akhirnya kami harus mencari lokasi lain. Setelah mencari di sepanjang Jl. Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kami menjumpai kafe yang memiliki interior yang fotogenik dan bersuasana tenang serta nyaman. Aprilia Coffee House & Pastry namanya, beralamat di Jl. Karang Tengah Raya No. 13.

Ketika wawancara dimulai, saya merasakan diri saya sepenuhnya dalam keadaan Latihan, dengan pikiran yang terhenti serta mulut saya berucap dengan lancar, menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara, tanpa berpikir sama sekali. Saya paling terpesona dengan bimbingan Tuhan untuk sejarawan militer dadakan ini, ketika ia ditanya perihal latar belakang dari tuduhan bahwa Omar Dhani terlibat G30S adalah lantaran ia loyal terhadap Presiden Sukarno.

Tanpa ragu dan bertutur dengan lancar, saya mengatakan, “Konteks loyalitas terhadap Sukarno harus dipertimbangkan dulu, dalam hal ini. Saat itu, Sukarno adalah satu-satunya presiden, seorang kepala negara, yang oleh undang-undang kita ditetapkan sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang. Di negara-negara demokrasi lainnya kan juga begitu. Otomatis, semua anggota militer, dari jenderal hingga prajurit harus loyal kepada Sukarno sebagai kepala negara, bukan sebagai pribadi. Kalau tidak loyal, bakal dianggap act of mutiny (pemberontakan). Jadi, menurut saya, Omar Dhani tidak terlibat G30S secara langsung, melainkan dia sebagai perwira militer harus loyal kepada kepala negara, siapa pun yang jadi presidennya. Menurut saya, tidak fair bila sejarah mengadili Omar Dhani sebagai konspirator hanya karena menunjukkan kesetiaannya pada kepala negara selaku panglima tertinggi, bukan karena favoritisme politik.”

Saya sendiri syok saat menyatakan pendapat itu; wah kok dapat bimbinganNya keren banget.©2023

 

Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 14 Oktober 2023

No comments: