PADA 24 Juni 2022 lalu, bertempat di restoran Teras Nusantara, Tiga Dari Plataran, yang merupakan salah satu venue acara di Hutan Kota by Plataran, di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, saya mewawancarai para Old Boys. Old Boys adalah sebutan bagi para pionir yang menjalankan roda perusahaan pembuat kaca arsitektur dan kaca otomotif terbesar di Indonesia, yaitu PT Asahimas Flat Glass Tbk.
Saat mewawancarai orang-orang yang sudah sepuh ini, saya menempatkan diri sebagai anak muda polos yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lugu kepada ayah, kakek dan kakek buyutnya apa yang telah mereka lakukan “dalam perang”.
Sebagian sudah lupa, karena ingatan mereka termakan usia (paling tua umurnya 86 tahun), tapi semua merasa bangga telah menjadi bagian dari suatu entitas raksasa yang mereka bangun dari nol dalam semangat kebersamaan. Bukan lantaran jabatan puncak yang pernah atau masih mereka pegang (satu orang masih aktif sebagai Wakil Presiden Direktur, satu Komisaris, dan satu orang saat ini menjadi Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia/AKLPI), melainkan karena pernah mengalami bahwa di posisi puncak mereka justru merasa diri mereka sangat kecil. Mereka tidak malu berucap “puji Tuhan” berkali-kali, karena mereka menyadari bahwa semua pencapaian mereka merupakan berkat dariNya.
Saya pernah berjumpa dengan sebagian besar dari mereka sepuluh tahun yang lalu, untuk proyek pembuatan buku kenangan dalam rangka ulang tahun ke-40 PT Asahimas Flat Glass Tbk., tahun 2013. Karena rekaman wawancara dan transkripsi dari saat itu masih saya simpan—mengenai perjalanan sejarah perusahaan manufaktur kaca arsitektur dan otomotif terbesar di Indonesia itu sejak awal, dalam wawancara pada 24 Juni 2022 itu saya hanya menanyakan kesan-kesan para pionir selama bekerja di Asahimas dan harapan mereka terhadap almamater profesional mereka ke depannya.
Cara mereka berbagi cerita, yang satu menimpali yang lain dengan canda dan kadang sambil menerawang dengan mata berkaca-kaca, mengingatkan saya pada video para veteran Kompi Easy ketika diwawancarai, yang menjadi pengantar dalam setiap episode dari miniseri HBO Band of Brothers. Setiap orang bercerita bahwa rekan yang duduk di sebelahnya atau di seberangnyalah yang berperan penting dalam peningkatan karir mereka selama bekerja di perusahaan patungan PT Rodamas (Indonesia) dan Asahi Glass Co., Ltd. (kini bernama AGC Inc., berkantor pusat di Tokyo, Jepang) itu. Yang satu belajar dari yang lainnya, rekannya yang senior atau yunior; tidak ada yang merasa bahwa kemajuan dirinya adalah berkat usahanya sendiri.
Saya rasakan,
sepertinya Tuhan sedang mengajari saya melalui pekerjaan saya saat ini bahwa
pencapaian saya bukan karena saya hebat, tapi karena Dia menghendakinya. Maka,
seperti mereka, saya pun berucap dalam hati “puji Tuhan” berkali-kali dalam
kesempatan asik nan seru kemarin itu.©2022
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 25 Juni 2022
No comments:
Post a Comment