Monday, June 20, 2022

Gathering Kejiwaan dalam Rangka Harlah Bapak Tahun 2022


DI Wisma Subud Cilandak, kemarin, 19 Juni 2022, mulai dari pagi hingga siang, digelar Gathering Kejiwaan dalam rangka Hari Lahir ke-121 tahun Bapak. Banyak anggota yang hadir, termasuk mereka yang pada jadwal-jadwal Latihan reguler tidak pernah kelihatan. Ditambah dengan belasan anggota dan pembantu pelatih dari dua kota di Jawa Tengah—Pati dan Semarang.

Saya sendiri hadir—saya amat menyukai gathering kejiwaan, karena mendengarkan cerita pengalaman para anggota lainnya dengan Latihan Kejiwaan memberi saya wawasan baru dan inspirasi. Karena banyaknya jumlah peserta, maka gathering-nya dibagi dalam kelompok-kelompok. Untuk kaum prianya ada tiga kelompok (pada Sesi II, dikerucutkan menjadi dua kelompok saja, dengan satu kelompok mayoritas terdiri dari anggota Pemuda Subud).

Pada sesi I, para peserta dalam kelompok dimana saya menjadi bagiannya diminta bercerita tentang pengalaman mereka menemukan Subud dan apa manfaat yang telah mereka peroleh dari Latihan. Sayalah yang mengajukan diri sebagai yang pertama untuk bercerita.


Bagi saya, Latihan banyak sekali manfaatnya, bahkan SEMUA aspek kehidupan saya terisi Latihan. Selain menceritakan kisah yang menyenangkan, saya juga bercerita pengalaman yang tidak menyenangkan, yang, bagaimanapun, selalu berakhir menyenangkan karena saya kemudian menyadari bahwa bimbingan Tuhan selalu menyertai saya.

“Enak atau tidak enak itu adalah produk akal pikir kita. Sebagai orang Subud, kita hanya harus berserah diri kepada Tuhan dengan sabar, tawakal dan ikhlas. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, tapi akal pikir selalu menentang pekerjaan Tuhan,” kata salah satu pembantu pelatih yang melayani saya ketika saya baru dibuka dulu.

Pada Sesi II, setelah dijelaskan oleh satu pembantu pelatih senior mengenai Zat, Sifat, Asma’, Af’al, para peserta Gathering dimintai saran bagaimana kita dapat memajukan Subud sebagai sebuah perkumpulan; bagaimana kerukunan bisa dilanggengkan serta bagaimana seharusnya hubungan antar anggota agar tetap rukun. Saya ingin mengutarakan pendapat dan saran saya, tapi saya mempersilakan para anggota baru dulu. Tetapi setelah beberapa anggota baru menyampaikan saran-saran mereka, waktu untuk Sesi II keburu habis, sehingga saya mengutarakan saran saya via WhatsApp kepada satu pembantu pelatih (yang dalam gathering di kelompok saya bertugas sebagai pemandu) dan beliau akan meneruskannya kepada Dewan Pembantu Pelatih Cabang Jakarta Selatan.




Para anggota baru, pada dasarnya, menginginkan pendampingan pembantu pelatih yang lebih intens serta diadakan gathering dan testing yang lebih sering, misalnya sebulan atau tiga bulan sekali. Saya ingin—tapi waktunya keburu habis—mengutarakan pendapat bahwa kerukunan sulit dibangun karena setiap orang berproses. Menurut saya, kita tidak bisa (dipaksa) untuk harmonis dengan semua orang; hal itu tergantung pada bimbingan Tuhan. Selama sekian lama di Subud, saya dekat dengan sejumlah anggota, tapi kedekatan itu berubah seiring waktu, dimana saya kemudian akrab dengan anggota-anggota lainnya. Meskipun hubungan saya renggang dengan anggota lainnya, saya tetap merasakan kasih sayang terhadap mereka, yang saya yakini berkat bimbinganNya.

Dalam pesan WhatsApp saya kepada satu pembantu pelatih itu, saya juga memberi saran agar para pembantu pelatih Cabang Jakarta Selatan khususnya mengajak anggota, terutama anggota baru, berkunjung ke cabang-cabang terdekat, misalnya di cabang-cabang lainnya dari provinsi DKI Jakarta, atau ke Bogor, Sukabumi dan Bandung di Jawa Barat. Dengan demikian, akan sirna perasaan anggota-anggota di Jakarta Selatan maupun berbagai daerah di Indonesia bahwa Subud seolah tersentralisasi di Cilandak. Para anggota dan pembantu pelatih dari Cabang Jakarta Selatan juga dapat belajar tentang sifat dan keadaan dari cabang-cabang lainnya, sehingga ke depannya dapat terjalin kerjasama yang lebih baik di antara para pembantu pelatih di satu cabang dengan cabang lainnya. Dan kerukunan dapat meluas, tidak hanya di satu cabang tapi juga antar cabang.

Secara umum, gathering 19 Juni itu terasa menyenangkan dan menginspirasi. Semua anggota merasakan kebersamaan yang kami harap tidak akan pernah berakhir.
©2022


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 20 Juni 2022

No comments: