Kapan
hari, Tuhan memberiku petunjuk untuk menggambar rasa
“Aku
tak tahu caranya, Tuhanku!” teriakku terpana
TitahNya:
“Pikirkan Cinta, anakku,
Cinta
yang kamu bangun di hatimu
Bukankah
Cinta itu menjadikan belahan dunia satu?
Kau
tersambung dengan keindahan di seberang lautan
Tak
terpisahkan walau selat membentangkan lengan
Dan
kamu memeluk erat Keindahan itu,
walau
ia tak pernah pergi darimu”
Tuhan
menuntunku menggambar rasa
Rasa
yang sempurna dari kedalaman jiwa
Rasa
yang terasa ketika kamu mengada
Rasa
yang ada kala hatiku dipenuhi dirimu
Bukan
dengan pena maupun buku
Penanya
adalah tubuhku yang menegak alif,
terukur
tanpa batas, mendunia bijak arif
Bukunya
merupa lembaran berjilid urat nadi
yang
menggeluti pijak sujudku di dalam hati
DimuliakanNya
rasaku atas rasamu
yang
menyatupadu dalam dekap Cinta,
menafikan
simulakra khayal semata
Rasa
kamu dan aku yang menyerupai gambarNya...
Wisma Indonesia, Kompleks Wisma SUBUD Cilandak, 14 Juli 2011
Catatan: Judul dari puisi ini adalah kata-kata yang saya ucapkan
secara spontan dalam Latihan Kejiwaan di Hall Cilandak, 7 Juli 2011.
No comments:
Post a Comment