[Diterjemahkan dari postingan Ashwin Rajaraman (Subud Chennai) di Facebook Group SUBUD AROUND THE WORLD pada 12 Oktober 2021]
KETIKA Einstein memberi kuliah di universitas-universitas di Amerika Serikat, pertanyaan yang sering diajukan para mahasiswa kepadanya adalah: Anda percaya Tuhan? Dan Einstein selalu menjawab: Saya percaya pada Tuhannya Spinoza.
Baruch de Spinoza adalah filsuf Belanda yang dipandang sebagai salah satu rasionalis terbesar dari filsafat abad ke-17, bersama Descartes.
Inilah yang
Spinoza yakini Tuhan akan berkata saat ini:
“Berhentilah berdoa. Yang Aku kehendaki adalah engkau pergi keluar sana dan
menikmati hidupmu. Aku ingin engkau menyanyi, bersenang-senang dan nikmati
semua yang telah Kuciptakan untukmu. Jangan lagi pergi ke rumah-rumah ibadah
yang gelap dan dingin yang engkau bangun sendiri dan mengatakan bahwa itu
adalah rumahKu. RumahKu ada di pegunungan, di hutan, sungai, danau, pantai. Di
sanalah Aku tinggal dan di sanalah Aku mengungkapkan cintaKu padamu.
Jangan lagi menyalahkanKu atas hidupmu yang menderita, Aku tak pernah mengatakan ada yang salah dengan dirimu atau bahwa engkau seorang pendosa, atau bahwa seksualitasmu adalah hal yang buruk. Seks adalah karunia yang Aku berikan kepadamu dan dengan itu engkau bisa mengungkapkan cintamu, hasratmu, kegembiraanmu. Jadi, jangan salahkan Aku untuk segala sesuatu yang telah mereka buat untuk engkau percayai.
Berhenti membaca kitab-kitab yang dianggap suci yang tidak ada hubungannya denganKu. Jika engkau tidak bisa membacaKu pada terbitnya matahari, di hamparan alam yang indah, pada teman-temanmu, di mata anak-anakmu, engkau tidak akan menemukanKu di kitab mana pun!
Jangan lagi bertanya padaKu, ‘Bisakah Engkau memberitahuku bagaimana melakukan pekerjaanku?’
Jangan lagi takut padaKu. Aku tidak menghakimimu atau mengkritikmu, atau marah padamu, atau terganggu dengan ulahmu. Aku hanya cinta yang murni.
Jangan lagi
minta pengampunan, tidak ada yang perlu diampuni. Jika Aku menciptakanmu, Aku
mengisimu dengan nafsu, batasan, kesenangan, perasaan, kebutuhan,
ketidaksesuaian, kehendak bebas. Bagaimana Aku bisa menyalahkanmu bila engkau
merespons sesuatu yang Aku letakkan di dalam dirimu? Bagaimana Aku bisa
menghukummu karena engkau menjadi sebagaimana engkau, sedangkan Aku yang
menciptakanmu?
Apakah engkau pikir Aku dapat menciptakan suatu tempat untuk membakar semua anak-anakKu yang berkelakuan buruk selamanya? Tuhan macam apa yang akan melakukan hal itu?
Hormati
sesamamu dan jangan lakukan apa yang tidak engkau inginkan untuk dirimu
sendiri. Yang Aku minta adalah agar engkau memperhatikan hidupmu, bahwa
kesadaran adalah pemandumu.
KasihKu,
hidup ini bukanlah ujian, bukan perintang, bukan latihan, juga bukan awal dari
surga. Hidup ini adalah satu-satunya yang ada di sini dan saat ini dan itulah
satu-satunya yang engkau butuhkan.
Aku telah membebaskanmu sepenuhnya, tidak ada hadiah atau hukuman, tidak ada dosa atau pahala, tidak ada yang membawa penanda, tidak ada yang menyimpan catatan. Engkau benar-benar bebas untuk menciptakan surga atau neraka dalam hidupmu.
Aku tidak dapat memberi tahumu apakah ada sesuatu setelah kehidupan ini, tetapi Aku dapat memberi engkau kiat. Hiduplah seolah-olah tidak ada hidup. Seolah-olah ini adalah satu-satunya kesempatanmu untuk menikmati, untuk mencintai, untuk eksis.
Jadi, jika tidak ada apa-apa setelah kehidupan ini, maka engkau akan menikmati kesempatan yang Aku berikan kepadamu. Dan jika ada, yakinlah bahwa Aku tidak akan bertanya apakah engkau berperilaku benar atau salah; Aku akan bertanya: ‘Apakah engkau menyukainya? Apakah engkau bersenang-senang? Apa yang paling engkau nikmati? Apa yang telah engkau pelajari?’
Berhentilah percaya padaKu; percaya adalah berasumsi, menebak, membayangkan. Aku tidak ingin engkau percaya padaKu, Aku ingin engkau percaya pada dirimu sendiri. Aku ingin engkau merasakanKu di dalam dirimu ketika engkau mencium kekasihmu, ketika engkau menidurkan gadis kecilmu, ketika engkau membelai anjingmu, ketika engkau mandi di laut.
Berhentilah
memujiKu, apa engkau kira Aku ini Tuhan yang gila pujian?
Aku bosan dipuji. Aku lelah dengan ucapan terima kasih. Merasa bersyukur?
Buktikan dengan menjaga diri sendiri, kesehatanmu, hubungan-hubunganmu, dunia.
Ekspresikan kegembiraanmu! Begitulah cara memuji Aku.
Berhentilah memperumit hal-hal dan mengulangi seperti halnya burung parkit apa-apa yang telah engkau pelajari tentang Aku.
Untuk apa
engkau membutuhkan lebih banyak keajaiban? Begitu banyak penjelasan?
Satu-satunya
hal yang pasti adalah bahwa engkau ada di sini, bahwa engkau hidup, bahwa dunia
ini penuh dengan keajaiban.”©2021
No comments:
Post a Comment