Saturday, October 23, 2021

Jangan Dimasukkan ke Hati

MEDIA sosial (medsos), menurut saya, baiknya diakses dan ditekuni oleh mereka yang sudah dewasa. Bukan dewasa secara usia ya, tapi lebih pada pola pikir, memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang mumpuni. Sebab, tanpa semua ini, medsos hanya menjadikan kita sakit. Sakit psikologis yang dapat berdampak ke fisik.

Boleh percaya, tidak pun boleh, tapi kata-kata, walau hanya berupa simbol atau goresan tangan, memiliki energi tertentu yang dapat mengayak perasaan pembacanya. Sebagai penulis dan penekun kajian memetika, saya telah lama mengamati fenomena ini. Saya kira, bukan kata-katanya sendiri, melainkan energi itulah yang mempengaruhi perasaan kita saat membaca sebuah tulisan atau mendengar ucapan.

Mimpi saya pada 12 masuk ke 13 September 2021 lalu (baca artikel blog ini: Mimpi Dengan Bapak, yang dipublikasi 27 September 2021), menampilkan Bapak Muhammad Subuh yang mengatakan kepada saya, bahwa dengan tulisan saya dapat menciptakan surga maupun neraka, terserah pilihan saya. Kelak saya memahami bahwa energi dalam tulisan saya dapat memberi kedamaian (surga) atau penderitaan (neraka) bagi pembaca tulisannya. Dan efeknya bukan saja terhadap pembaca, tetapi juga terhadap saya sebagai penulisnya.

Tulisan atau ucapan, bila si penulis atau si pengucap berada dalam keadaan marah atau sedang dirundung emosi negatif, dapat membuat pembaca atau pendengar tak karuan rasanya, tertekan perasaannya, dan lebih buruk lagi bila sampai ia masukkan ke hati. Sakitnya terasa “mematahkan” hati, mengoyak-ngoyak perasaan hingga ke aras yang membuatnya depresi. Inilah sebabnya, mengapa tak sedikit orang yang dirisak (bully) akhirnya memilih bunuh diri.

Perasaan itu membekas bila sampai dimasukkan hati, membuat si pembaca atau pendengar merasa bahwa apa yang dituliskan atau diucapkan kepadanya memang benar. Ini sangat berbahaya! Adalah lebih baik bila kita mengabaikannya.

Bila tidak mampu menghilangkan tulisan atau ucapan tersebut dari pikiran kita, sebagaimana yang saya beberapa kali alami, saya membuang/menghapus tulisan atau ucapan itu dengan melakukan Latihan Kejiwaan untuk membuang “kekotoran” yang mungkin telah menemukan jalannya ke hati saya melalui mata atau telinga. Sebaiknya, kita juga menjauhkan diri dari sumber-sumbernya, dengan istirahat sementara waktu dari medsos atau tidak berinteraksi dengan orang-orang yang negatif. Sejumlah akun medsos memiliki fitur Menghapus Pertemanan, Blokir, Unfollow, Snooze, dan lain-lain fitur yang fungsinya adalah untuk menghalau negativitas dari teman-teman kita.

Selebihnya, serahkan semuanya kepada Tuhan, dengan senantiasa berperasaan sabar, tawakal dan ikhlas. Hanya kekuasaan Tuhan yang dapat mengatasi atau membersihkan anasir-anasir buruk yang sudah telanjur masuk ke hati.©2021


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 22 Oktober 2021 

No comments: