Tuesday, October 2, 2018

Bimbingan Tuhan di Tengah Syuting Profil Video

Foto selfie saya di tengah syuting profil video yang berlangsung pada 2 Oktober 2018, bertepatan dengan Hari Batik Nasional, sehingga untuk itu saya mengenakan baju batik Gebleg Renteng khas Kulon Progo. Ini di ruang rapat kantor kliennya LI9HT di mana tengah digelar pelatihan inggriya pura-pura untuk kepentingan syuting. Foto ini saya edit di Photoshop CS6 dengan menu Poster Edges di Filter Gallery.


ADA pengalaman menarik hari ini, yang saya yakin merupakan perwujudan dari bimbinganNya.

Saya dan tim LI9HT syuting video profile dari satu cucu perusahaan dari sebuah badan usaha milik negara (BUMN) di kantornya di Jakarta Selatan, dari pagi sampai malam ini belum selesai juga. Termasuk yang harus di-shoot adalah Pak Direktur Utama. Para karyawannya takut pada sang Dirut, sampai apa saja permintaan Dirut dituruti, termasuk bahwa beliau emoh dirias untuk keperluan syuting. Tapi demi artistiknya video, saya harus tegas “mengganti” beberapa permintaannya.

Karena para anak buahnya enggan menyampaikannya, saya akhirnya yang ngomong langsung ke Pak Dirut. Saya santai saja, tidak takut atau segan—suatu sikap yang dibiasakan oleh Latihan Kejiwaan yang saya lakukan selama ini. Tapi ngomongnya juga bukan dengan suara tegas bernada marah, melainkan biasa seperti ngobrol dengan teman sendiri. Dirutnya mau tuh nerima alasan-alasan saya, malah berkomentar: “Ya sudah, saya mengalah saja.”

Selesai segmen syuting dengan Pak Dirut, saya malah tertinggal di ruang kerja beliau bersama beliau dan Bu SekPer. Sebagaimana seorang teman yang biasa ngobrol dengan saya di teras rumah saya, terjadilah pembicaraan “tingkat tinggi” tentang bagaimana branding perusahaan tersebut seharusnya. Pak Dirut mendengarkan dengan saksama, tidak membantah sedikit pun semua masukan dari saya.

Yang saya herankan malah, kok saya bisa bicara selancar itu, tanpa memikirkan apa yang akan saya ucapkan. Semua mengalir begitu saja dari mulut saya, seakan saya tidak punya kuasa atas mulut saya dan ucapan yang keluar darinya. Dan perasaan saya bahagia, senang, gembira, optimis.

Menutup pembicaraan, karena Pak Dirut dan Bu Sekretaris Perusahaan harus menghadiri rapat direksi pada pukul 18.30, saya mengomentari pernyataan Pak Dirut mengenai kekhawatirannya bahwa branding berbiaya besar: “Pak, branding itu investment, bukan cost.”

Pak Dirut tampaknya terpengaruh oleh kata-kata saya, dan Bu SekPer berucap bahwa proyek branding perusahaan dan layanannya akan diserahkan ke LI9HT. Puji Tuhan!©2018


Jl. Raya Pasarminggu, Jakarta Selatan, 2 Oktober 2018

No comments: