Tuesday, May 18, 2021

Membawa Kepentingan

“UNTUK alasan apa pun, jangan bawa kepentingan pribadi,” demikian nasihat ketua umum Pengurus Nasional Subud Indonesia untuk periode 2009-2011 untuk saya. “Karena bila kamu begitu, kamu hanya akan sering merasa kecewa, sakit hati, dan sangat tertekan hingga titik di mana secara fisik kamu juga akan sakit.”

Saat itu, saya diikutkan dalam kepengurusan sebagai wakil sekretaris, dan saya yang paling muda di antara yang lain; bukan dalam hal usia, melainkan dalam hal pengalaman di Subud.

Mengemban tugas keorganisasian di Subud bagi saya merupakan “Latihan khusus” yang memberi saya kesempatan belajar yang sangat berguna baik di Subud maupun untuk kehidupan di luar Subud. Saya jadi mengerti arti “bekerja untuk Tuhan”, yaitu bekerja yang harus selalu terisi oleh bimbinganNya, yang untuk itu saya harus senantiasa berperasaan sabar, tawakal, dan ikhlas.

Tidak banyak anggota yang bersedia dilibatkan dalam kepengurusan organisasi Subud, lantaran kerasnya tantangan yang dihadapi, terutama dari para anggota yang beragam karakternya, sulit diatur (karena masing-masing mengandalkan penerimaannya sendiri-sendiri). Anggota pengurus tidak jarang dihantam dari kanan dan kiri, depan dan belakang, atas dan bawah, yang membuat Latihan bersama Dewan Pembantu Pelatih Nasional sekali atau dua kali sebulan menjadi kebutuhan saya, untuk membersihkan diri dari sampah mental yang dilemparkan ke saya dan rekan-rekan pengurus lainnya. Bagaimanapun, tidak bijak bila menolak penugasan sebagai anggota pengurus, karena berkah yang didapat setelah usai masa bakti sungguh luar biasa.

Pengalaman menjadi petugas pengurus nasional Subud membuat saya mengerti mengapa Bapak mengatakan bahwa organisasi Subud berbeda dari organisasi-organisasi lainnya.

Mengurus organisasi Subud harus selalu mengedepankan jiwa; jiwa yang memimpin. Jangan sekali-kali membiarkan ego yang memimpin. Ego hanya menomorsatukan kepentingan pribadi, yang dampaknya hanya membuat kita kecewa dan sakit hati bila pekerjaan kita tidak dihargai, atau dikritik. Dengan pengalaman sebagai petugas pengurus nasional itu, saya selalu katakan kepada generasi muda Subud Indonesia dewasa ini: “Dengan bertindak baik saja tidak akan ada yang memujimu, apalagi kamu berbuat buruk. So, lakukan saja apa yang Tuhan bimbingkan, tidak usah dipikir apa kata orang. Pada akhirnya, ini hanyalah antara kamu dan Tuhan.©2021


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 11 Mei 2021

No comments: