Saturday, January 4, 2020

Ketika Harus Berubah


AKHIR bulan Januari tahun 2018, usai Latihan Kejiwaan di Wisma Subud Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tiba-tiba saya muak dengan kereta api. Tiba-tiba pula saya merasa harus menekuni seluk-beluk angkatan laut. Namanya juga “rasa”, sehingga saya tidak tahu alasannya, tapi saya hanya harus nrima saja dan menjalaninya. Hanya untuk waktu yang singkat—karena kemudian saya kembali suka kereta api—tapi cukup bagi saya untuk mereguk banyak pengetahuan mengenai ke-angkatanlaut-an.

Ketika bulan Oktober 2019 saya mendapat proyek penerjemahan (ke dalam bahasa Inggris) dan pengerjaan desain hingga cetak majalah TNI Angkatan Laut dari Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) Markas Besar TNI AL, saya baru menginsafi mengapa saya mengalami perubahan kesukaan itu: Saya rupanya sedang dipersiapkan Tuhan untuk proyek tersebut.

Berbekal pengetahuan yang saya peroleh selama “masa vakum dari kesukaan pada kereta api”, saya mampu tampil profesional di hadapan jajaran perwira tinggi dan menengah dari Dispenal dan Mabesal. Sampai Kepala Dispenal, yang adalah seorang Laksamana Pertama jebolan Akademi Angkatan Laut yang pernah 15 tahun berdinas di kapal perang, mengatakan ke saya, dalam rapat dengan beliau pada 18 Desember 2019 di ruang kerja beliau di kompleks Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur: “Thank you very much for helping us in making the magazine come true. Pak KASAL is very satisfied and sends you his gratitude. You know, Pak Anto, I learned a lot from you!" (Terima kasih sekali karena membantu kami mewujudkan majalah ini. Pak KASAL sangat puas dan menyampaikan rasa terima kasih beliau ke Anda. Tahukah, Pak Anto, saya banyak belajar dari Anda!)

Saya kaget, pasalnya di rumah, beberapa jam sebelum berangkat ke Mabesal Cilangkap, saya bilang ke istri, “Aku tuh kagum banget sama para perwira TNI AL, terutama yang jebolan AAL. Mereka jenius-jenius. Menjadi seperti Pak Kadispenal kan nggak gampang. Dia dimutasi dari dinas kapal ke kantor penerangan yang sama sekali beda medannya. Dia harus belajar dalam hitungan bulan karena dinas di Dispenal kan paling banter tiga tahun. Dari situ bisa dimutasi ke dinas lainnya yang nggak ada hubungannya. Belajar lagi dari nol.”

Karena itu, saya juga kaget dengan ucapan Pak Kadispenal. Lha, orang sontoloyo seperti saya kok malah dianggap memberi banyak pengetahuan ke orang jenius. Saya yakin, hal itu berkat bimbingan Tuhan yang saya terima melalui Latihan Kejiwaan.***



GPR 3, Jl. Pondok Cabe III, Tangerang Selatan, Banten, 5 Januari 2020

No comments: