Monday, May 29, 2017

Agama di Mata Anak Sekolah Dasar

Sebagai anak berumur tujuh tahun di Belanda dahulu, saya bersahabat dengan Rudi Verweij yang Yahudi, Eric-Ian yang Protestan (agama mayoritas di Belanda) dan Peter de Bruin yang berasal dari keluarga yang tidak mengenal Tuhan dan agama. Kami bergaul tanpa hambatan, karena masing-masing acuh terhadap latar belakang agama dan budayanya.

Suatu ketika, kami main ke hutan Den Bosch di dekat rumah kami di Mariahoeve, Den Haag. Hutan itu merupakan bagian dari taman yang mengitari Paleis (Istana) Den Bosch, kediaman resmi Ratu (saat itu masih putri makhkota Kerajaan Belanda) Beatrix. Sambil mengayuh pelan sepeda kami, Rudi berujar bahwa dia penganut agama Yahudi karena diberi tahu ibunya begitu. “Yahudi itu katanya bermusuhan dengan agamanya Anto, Mohammedaan. Tapi aku pikir itu konyol. Masak Tuhan bermusuhan?!”

Eric-Ian berkomentar, “Dat is zo dom (Bodoh sekali)! Het is beter om te fietsen in het bos dan vechten voor zo'n stomme dingen (Lebih baik bersepeda di hutan daripada berantem untuk hal-hal bodoh semacam itu).”

Kami pun melanjutkan bersepeda sampai Paleis Den Bosch tampak di hadapan kami. Dan kami bergembira.



Kalibata, Jakarta Selatan, 17 Mei 2017

No comments: