KEMARIN siang, 7 April 2022, kiriman buku dari saudara Subud saya di Surabaya tiba di rumah saya. Buku yang menceritakan perjalanan firma arsitektur CV Andy Rahman Architect yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur. Saudara Subud ini, Heru Iman Sayudi namanya, adalah seorang praktisi komunikasi yang bersamanya saya berkiprah pada dua tahun terakhir saya di Surabaya, dan juga orang yang dituntun Tuhan untuk mengantarkan saya masuk Subud. Ia berperan sebagai konsultan bagi proyek buku ini.
Ditulis oleh Anas Hidayat dengan sang arsitek sebagai konseptornya, buku ini ditulis dengan gaya yang unik, menitikberatkan pada penceritaan yang tidak membosankan, tanpa teori-teori arsitektur, serta menekankan perenungan dan spiritualitas Andy Rahman yang ia alami melalui pekerjaannya. Seperti inilah seharusnya anggota Subud melakoni enterprise sebagai gerak hidup yang tertuntun Latihan Kejiwaan, sedangkan Andy Rahman bukan anggota Subud.
Andy Rahman tercerahkan saat bertemu dengan para seniornya di Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Timur tahun 2016, dimana ia mendengar ucapan bahwa “arsitektur sebagai jalan untuk kembali (ke Tuhan)”.
Heru Iman Sayudi |
Obrolan itu menyimpulkan bahwa—berbeda
dengan laku-laku spiritual lainnya maupun agama-agama pada umumnya yang menempatkan
pencerahan atau kebangkitan kesadaran sebagai tujuan akhir, didahului oleh proses
yang panjang dan berliku—melalui Latihan Kejiwaan seseorang mengalami
pencerahan atau kebangkitan kesadaran terlebih dahulu, baru kemudian berproses.
Latihan Kejiwaan selalu mulai dari akhir.©2022
Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 8 April 2022
No comments:
Post a Comment