Kehadiranmu ada
di setiap rasaku
Rasa yang
niskala, berkelindan dengan rasamu yang tankasatmata
Adakah yang
dapat memaknai cinta
selain rasa
yang berjalin tak berupa?
“Terus,”
kukata, membisik jiwamu—terus aku mencintaimu, selama raga masih meraja
Terus aku
mencintaimu, sampai jiwaku meresap dalam semesta
Namun rasa kita
abadi berkelindan, walau tanpa rupa
Merindu dalam
sunyi, bagai pertapa dalam semadi abadi
Wahai, Rasaku,
kau yang menggetar diriku, dalam jalinan tanrupa semesta
menyambungkan
kamu dan aku sebagai kekasih jiwa
teriring
keheningan doa dan kebeningan kasih yang menggelora
di kedalaman
sanubari kita,
yang laksana
samudra makna tak memiliki batas sejauh mata memandangnya
Aku mencintaimu
sepanjang usia, wahai Kekasih Jiwa
seperti kalimat
Yang Maha Kuasa alirkan pada nafas ciptaanNya
Oh, aku
mencintaimu selamanya
seiring
kelindan rasa yang menjalin dalam niskala...
Pondok
Jaya VII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, 20 Oktober 2013
No comments:
Post a Comment