Monday, April 7, 2014

Cengkeraman Virus Akalbudi


SEBAGAI konsultan branding, saya mendapat informasi perkembangan terbaru di industri komunikasi bahwa “merek” (brand) sudah tidak lagi relevan dengan kekinian. Yang menjadi fokus analisis para praktisi branding maupun pemasar adalah memetika. Ketika hal ini mengemuka sekitar tahun 2012 lalu, saya pikir apakah mungkin Indonesia akan segera merangkul fenomena memetika dalam komunikasi pemasaran dan korporat, sebagaimana Amerika Serikat dan Eropa lewat merek-merek mereka yang sudah mendunia. Ternyata tahun 2014 hal itu menjadi kenyataan: Memetika marak lewat kampanye calon presiden (capres) Republik Indonesia!            

Walaupun istilah “meme” sendiri jarang mengemuka, aksi-aksi penyebaran meme marak di masyarakat Indonesia saat ini. Istilah “meme” pertama kali diciptakan dan dikemukakan oleh ahli biologi evolusioner dari Universitas Oxford dan seorang Darwinian asal Inggris, Richard Dawkins, dalam bukunya The Selfish Gene (1976).

Apa sebenarnya meme itu? Bagi yang belum ngeh dengan istilah itu, tinggal periksa diri saja: Apakah Anda dengan mudah menerima berita-berita seputar kedua capres tanpa dicek benar tidaknya? Kalau iya, berarti Anda sudah dicengkeram meme! Meme adalah “virus akalbudi”; virus yang menular dari otak ke otak, menjangkiti pikiran kita, lalu membuat kita menyebarkannya. Virus akalbudi adalah segala gagasan, pemikiran, konsep, dan ideologi yang berebut tempat di kepala kita, lalu membuat kita menularkannya. Kepalsuan bisa dianggap sebagai kebenaran umum, dan sebaliknya. Begitulah meme itu bekerja!

Buku Virus Akalbudi karya Richard Reeves Brodie, sang kreator asli Microsoft Word, ini saya baca pada tahun 2006, walaupun pertama kali terbit versi bahasa Inggrisnya tahun 1996. Versi terjemahan Bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini merupakan buku pertama yang membahas meme—virus akalbudi yang membentuk segala pemikiran dan peradaban manusia. Highly recommended bagi praktisi periklanan, branding maupun mereka yang ingin membentengi diri dari political branding yang menyesatkan!©2014

 

Jl. Kalibata Selatan II, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 8 April 2014 

No comments: