Wednesday, January 15, 2025

Bakti Sejati

KEMARIN malam, sepulang dari meeting dengan mitra bisnis dan investor prospektif di sebuah kafe di Pasaraya Blok M, sambil mengendarai sepeda motor di bawah guyuran hujan gerimis lebat, saya terbimbing untuk merefleksi proses hidup yang pernah saya lalui.

Dalam refleksi tersebut, saya mendapat kepahaman bahwa yang dimaksud dengan “bakti” yang dikatakan Bapak bukanlah beribadah/menyembah Tuhan secara ritual belaka, atau hanya Latihan saja di hall. Saya diberi kepahaman bahwa bakti sejatinya adalah kegiatan apa saja yang kita lakukan dengan diri kita terus-terusan berkontak dengan kekuasaan Tuhan. Latihan di hall seminggu sekali atau dua kali adalah untuk melanggengkan kontak itu.

Jadi, pernyataan oknum-oknum pembantu pelatih bahwa Subud adalah bakti, yang tidak boleh dibarengi kegiatan enterprise atau keduniawian, adalah sebentuk ketidakpahaman mereka—jangan-jangan, karena para pembantu pelatih itu tidak pernah menginsafi Latihan dalam keseharian mereka di luar hall atau di luar kandang Subud.

Kegiatan merefleksi hidup saya di atas sadel motor di bawah guyuran hujan itupun adalah bimbingan yang membuat saya jadi tidak merasa lelah dan jenuh—bahkan saya nyanyi seolah berada dalam suasana pesta—meski terjebak kemacetan luar biasa di Jl. RS Fatmawati, Jakarta Selatan.©2025


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 15 Januari 2025

No comments: