KEPONAKAN saya, berusia 21 tahun pada 7 Desember mendatang, sedang menjalani kandidatan tiga bulannya di Subud Ranting Pamulang saat ini. Dia ditanya oleh dua pembantu pelatih yang berbeda, mengapa ia tertarik masuk Subud. Saya sudah berpesan padanya agar ia jujur dalam memberi alasan mengapa ia ingin masuk Subud. Rupanya dia terlalu jujur, yang membuat saya dan istri tertawa terpingkal-pingkal dan saya juga merasa dipermalukan.
Pasalnya, dia antara lain menjelaskan kepada kedua pembantu pelatih yang melayaninya sebagai kandidat bahwa saya bercerita kepadanya bahwa di Subud Pamulang selalu tersedia kopi dan camilan yang enak. Wah, ketahuan deh “niat sampingan” saya yang mulai rutin melakukan Latihan di Wisma Barata Pamulang sejak Desember 2022.
Tapi yang membanggakan saya adalah alasan serius sang keponakan: Dia kagum dengan bagaimana pamannya sudi menyediakan waktu dan tenaga (kadang saya harus menempuh perjalanan jauh ke tempat-tempat Latihan di luar Jakarta) hanya untuk melakukan Latihan selama setengah jam—sesuatu yang saya sendiri tidak sepenuhnya paham mengapa saya mau melakukannya. Bekerja paruh waktu sebagai pengendara ojek daring, ia juga mengutarakan ketertarikannya pada bagaimana saya dapat dengan mudah menemukan lokasi yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, memilih dengan tepat arah yang harus saya ambil tanpa mengandalkan GPS, yang sebaliknya selalu ia gunakan dalam pekerjaannya.
Ia
ingin seperti saya, tapi saya batalkan niat dia itu dengan menyampaikan
cuplikan dari ceramah Bapak, bahwa meniru adalah keliru. “Jadilah dirimu
sendiri,” kata saya kepadanya. Puji Tuhan, dia tetap antusias melalui masa
menunggunya.©2024
Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, 22 November 2023
No comments:
Post a Comment