DI area dengan greenhouse yang dikelola Poktan “Boga Tani” binaan CSR perusahaan
tekstil dan garmen yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah, itu terdapat Rumah
Cacing, yaitu sebuah kandang sederhana yang terbuat dari bambu dan tidak
tertutup. Kandang ini berisi rak bersusun tiga yang masing-masing diisi dengan
media tanah untuk memelihara cacing. Tanah yang diisikan pada rak adalah tanah
yang kaya humus seperti pupuk kompos atau pupuk kandang. Para penggiat budidaya
cacing di Rumah Harmoni Alam, saat saya kunjungi pada 12 Agustus 2018, tampak
sedang mengaduk-aduk perlahan kompos yang terbuat dari ampas pohon aren yang
telah berwarna cokelat tua. Media tanah itu dibasahi sedikit menggunakan air
dan dipastikan tidak terpapar sinar matahari.
“Setelah tiga bulan, cacing bisa dipanen
seminggu sekali, kalau indukannya sudah banyak. Satu rak ini bisa menghasilkan
tiga kilogram cacing, yang digunakan untuk mengurai sampah organik,” jelas Pak
Subakdo, Humas Poktan “Boga Tani”, sambil mengaduk-aduk media tanah berisi
cacing. Pak Subakdo juga menjelaskan bahwa media tanah yang sudah sering
digunakan untuk budidaya cacing dapat dipakai sebagai pupuk organik, yang
disebut “kascing”.
Seperti diketahui, cacing berperan
penting dalam dunia pertanian, yaitu dapat menyuburkan tanah. Lahan yang banyak
terdapat cacing menandakan bahwa lahan tersebut subur. Manfaat cacing sendiri
di dalam tanah adalah menurunkan pH tanah, yaitu memakan tanah dengan pH
rendah, kemudian mengeluarkannya dengan pH kisaran normal. Selain itu, cacing
sendiri dapat menggemburkan tanah. Karena begitu banyak manfaatnya di dunia
pertanian, maka kini kotoran cacing pun dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan
media tanam.
Kascing merupakan akronim dari “bekas
cacing”, yaitu salah satu jenis pupuk organik. Kascing adalah pupuk organik
berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan. Pupuk organik kascing dapat
diproduksi dari campuran limbah ternak dan sisa tanaman dengan bantuan cacing.
Pupuk kascing mengandung auksin yang berguna merangsang pertumbuhan akar. Oleh
sebab itu, dewasa ini pupuk kascing menjadi favorit di kalangan petani karena
terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas produksi tanaman, entah itu
sayuran atau buah-buahan. Karena itu, para anggota Poktan “Boga Tani” menyambut
gembira program budidaya cacing binaan CSR perusahaan tekstil dan garmen
tersebut.
Kascing atau vermicompost didapat dari metabolisme tubuh cacing atau yang
dikenal secara umum dengan nama “kotoran cacing tanah”. Kascing sangat kaya
akan unsur hara yang dibutuhkan bagi kesuburan tanah. Kascing mengandung unsur
hara yang lengkap, baik unsur kimia makro maupun kimia mikro yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan karena kascing dalam prosesnya telah
mengalami dua kali penguraian. Pertama, terjadi karena peran penting bakteri,
yaitu saat sebelum dikonsumsi oleh cacing. Kedua, terjadi karena peran cacing
itu sendiri, yaitu saat berada dalam perut cacing, lalu mengalami penguraian
lewat proses metabolik. Maka tidak salah bila cacing merupakan salah satu biodegradable engine atau “mesin
pengurai alami”.©2020
Pondok
Cabe III, Tangerang Selatan, 30 Maret 2020
No comments:
Post a Comment