MESKI sudah lebih dari 15 tahun berlatih kejiwaan Subud dengan
berbagai pengalaman yang mencengangkan, toh kadang saya merasa ragu atau tidak
percaya dengan mukjizat Latihan Kejiwaan. Tapi untungnya, dengan adanya
keraguan atau ketidakpercayaan ini saya dapat menyikapi setiap pengalaman
ajaib, walau simpel, dengan rasa syukur yang besar. Artinya, bagi saya tidak
ada pengalaman kejiwaan yang tidak luar biasa. Semuanya selalu luar biasa!
Seperti pengalaman menjadi “spons” bagi pengetahuan atau ilmu
yang baru. Ini bukan hal baru, melainkan saya sering mengalaminya. Tapi toh
tiap kali saya mengalaminya, saya selalu merasakan keterpesonaan yang dahsyat.
Sejak dibuka—menerima kontak Latihan Kejiwaan Subud untuk
pertama kalinya, proses kejiwaan yang saya lalui berangsur-angsur membuat saya
menjadi tak ubahnya spons atau kain penyerap air dalam hal memahami sesuatu
yang baru. Hal itu terjadi di luar usaha akal pikir saya. Tiba-tiba saja, pada
satu momen, saya berubah dari orang yang tidak tahu apa-apa mengenai suatu
bidang atau hal menjadi tahu, bahkan begitu menguasainya sampai saya mampu
menganalisisnya untuk membuat beberapa perubahan!
Baru-baru ini, di awal bulan Desember 2019, saya mengalami
kejadian seperti yang saya gambarkan di atas. Perusahaan penjenamaan (branding) milik saya, LI9HT Brand—The
IDEAS Company, mendapat satu pekerjaan bertenggat waktu yang sangat ketat,
yaitu membuat suatu buku saku berisi kumpulan tulisan singkat dari para staf
Divisi Teknologi Informasi PT Indonesia Power yang telah dibagi di antara
mereka sendiri dalam momen-momen berbagi pengetahuan (knowledge sharing) setiap seminggu. Tulisan-tulisan tersebut boleh
dibilang sangat teknis, mengandung informasi yang sebagian besar hanya dapat
dipahami oleh mereka yang telah mengenyam pendidikan di bidang teknologi
informasi (TI).
Berbekal ketidakmengertian, ibarat cangkir yang belum terisi,
saya pun menghadap Kepala Divisi Teknologi Informasi (Kadiv TI) dari PT
Indonesia Power di kantor pusat anak perusahaan PT PLN Persero itu di gedung
Centennial Tower, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Saya teramat buta dalam
bidang TI; saya hanya bisa menggunakan internet, tapi tidak tahu bagaimana
sistem itu sesungguhnya bekerja, dan beragam potensi yang dimilikinya sehingga
saya dapat memaksimalkan penggunaannya.
REOC PT Indonesia Power di Lantai 8 Centennial Tower, Jakarta. |
Duduklah saya berhadapan dengan Pak Kadiv TI di salah satu
ruangan operasi TI PT Indonesia Tower, sebuah ruangan di mana para jawara TI
perusahaan operator pembangkit listrik terbesar di Indonesia itu mengendalikan
dan mengawasi bekerjanya sistem-sistem pembangkit milik PT Indonesia Power di
seluruh Indonesia melalui perangkat komputer dan layar video wall. Di layar tersebut terpampang berbagai grafik yang
secara realtime menggambarkan
pergerakan sistem-sistem pembangkit, yang melaluinya para ahli dapat mencermati
kecenderungan-kecenderungan yang harus mereka cegah untuk meminimalisasi risiko
kerusakan atau kerugian operasional serta meningkatkan kinerja pembangkit. Di lingkungan
PT Indonesia Power, bagian ini dinamai REOC (Reliability and Efficiency Optimization Center).
Semua itu membuat saya pusing, hingga Latihan Kejiwaan masuk
dan mengambil alih. Dalam sekejap, saya, diliputi ketakjuban, dapat menyerap
semua penjelasan Kadiv TI mengenai seluk-beluk sistem teknologi informasi,
seakan saya sudah menggeluti bidang itu selama ini. Tubuh saya, terutama otak
saya, seperti magnet yang menarik semua ucapan Pak Kadiv TI dan membiarkan
penjelasan beliau menempel terus. Tanpa saya paksakan, maupun saya usahakan.
Bukan main(-main) Latihan Kejiwaan Subud itu.©2019
GPR 3, Jl. Pondok Cabe III, Tangerang
Selatan, 24 Desember 2019
No comments:
Post a Comment