TAHUN 2001, sebagai creative director sebuah biro iklan di Surabaya, saya memimpin tim kreatif membuat iklan televisi (TV) untuk minyak goreng berlabel “Ikan Mas”. Klien kami adalah pasangan suami-istri pemilik perusahaan produsen minyak goreng di kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Delapan kali konsep kreatif yang kami ajukan ditolak. Yang kesembilan, strategi kreatifnya saya ganti: Menampilkan seorang ibu yang membuat masakan istimewa kesukaan anak-anaknya dengan minyak goreng spesial yang aroma dan rasanya familiar di keluarganya.
Pemikiran ini bertitik tolak dari keberadaan istri pemilik perusahaan, seorang wanita anggun mantan pramugari maskapai penerbangan Jerman dan ibu dari dua anak yang telah beranjak dewasa. Sosok beliau yang keibuan menginspirasi kami.
Iklan TV berdurasi 30 detik itu hanya berisi adegan ibu di dapur, ibu menghidangkan makanan di meja dan anak-anaknya yang sudah dewasa satu per satu pulang ke rumah masa kecil mereka, berkumpul dan makan bersama sang Ibu, dilatari ilustrasi musik Bunda (Melly Goeslaw/Potret). Istri pemilik perusahaan minyak goreng itu sangat terkesan dengan konsep yang saya ajukan, dan langsung menyetujuinya. Saya mempresentasikan papan cerita (storyboard) dan memperdengarkan lagu Bunda dari tape yang kami bawa serta ke kantor klien.
Moral of the story: Dekati orang lain dengan menjunjung cara hidup
mereka, alih-alih menggurui mereka dengan apa yang Anda anggap benar.©2025
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 24 April 2025
No comments:
Post a Comment