Monday, June 3, 2024

Di Level Pembantu Pelatih

BARU-baru ini, saya menceritakan kepada salah satu pembantu pelatih (PP) yang menyaksikan pembukaan saya, melalui WhatsApp chat, tentang dampak dari pekerjaan menerjemahkan dokumen-dokumen atau literatur Subud. Saya telah melakukannya sejak 18 tahun yang lalu; pertama kali ketika diminta bantuan untuk menerjemahkan dokumen-dokumen dari World Subud Association (WSA).

Tampaknya hanya pekerjaan sepele—semua orang yang memiliki pemahaman bahasa asing, selain bahasa induknya, dianggap pasti bisa melakukannya. Tetapi, ternyata tidak demikian halnya dengan menerjemahkan dokumen/literatur Subud sebagai orang yang sudah menerima Latihan. Dalam pengalaman saya, setiap kali menerjemahkan teks yang ditulis oleh seorang saudara Subud, saya harus masuk ke dimensi si penulis. Dengan begitu, “kedirian” si penulis dan suasana atau keadaan di saat dia menuliskan teks itu serta topik atau setting yang melatari tulisannya akan mengisi diri saya. Hal itu menjadikan setiap proses pengerjaan terjemahan tidak selalu mudah dan menyenangkan.

Kepada PP tersebut saya ceritakan pengalaman saya ketika harus menerjemahkan cuplikan satu alinea dari ceramah Bapak, dari bahasa Inggris ke Indonesia. Saya cari ceramah utuhnya di Subudlibrary.net maupun di koleksi saya sendiri, tidak ada. Ternyata itu ceramah yang tidak direkam; seseorang telah mencatatnya dengan stenografi langsung ke dalam bahasa Inggris. Karena itu penerimaan Bapak, tak ada cara lain selain saya harus masuk ke dimensi Bapak. Hal itu cukup menakutkan bagi saya, mengingat wadah saya belum sebesar Bapak, tapi saya mohon bimbingan Tuhan untuk kesiapan dan ketenangan.

Saya berhasil melalui prosesnya. Hanya satu alinea, tapi saya mengalami krisis selama tiga hari, yang saya gambarkan kepada si PP sebagai berikut: “Rasanya separo nyawaku melayang. Selama tiga hari, aku tiduran sambil Latihan dengan nyanyi-nyanyi dan melantur, supaya aku tetap sadar dan separo lagi dari nyawaku tidak melayang.”

Saya teringat bahwa saya pernah diingatkan oleh seorang PP di Kalimantan bahwa penerjemah dokumen/literatur Subud haruslah seorang PP atau jika bukan seorang PP, seperti saya, paling tidak, sudah berada di level pembantu pelatih. Level intermediate dan advance dalam penguasaan bahasa tidak cukup bila Anda adalah seseorang yang telah menerima Latihan Kejiwaan.©2024

 

Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 4 Juni 2024

No comments: