SAAT melihat sebuah postingan berisi sederet foto dan video yang menggambarkan kegiatan kepemudaan di Musyawarah Wilayah Subud Indonesia Komisariat Wilayah VI Jawa Timur, Bali dan Sulawesi, di akun Instagramnya @subudyouthindonesia pada hari ini, secara bersamaan saya menyalakan Youtube The Best of Relax Slow Rock Music untuk mengiringi waktu bekerja saya di depan komputer.
Video di akun Instagram itu kemungkinan ada ilustrasi musiknya juga, atau suara dari mereka yang tampak dalam video tersebut, tetapi entah mengapa tidak keluar. Saya pikir, mungkin ada gangguan di speaker komputer saya, tetapi kemudian saya ketahui bahwa bukan itu penyebabnya, karena nyatanya saya bisa mendengar dengan jelas musik dari akun Youtube yang saya kunjungi. Saat itulah, saya menyadari sesuatu yang indah: Musik dan lagu dari Youtube The Best Relax Slow Rock Music yang beriringan dengan video di akun Instagram @subudyouthindonesia yang “bisu”, memberi yang tersebut terakhir nuansa yang berbeda, atmosfer yang positif, membangun rasa kekaguman, semangat, bahkan kebahagiaan.
Seketika saya teringat pada pengalaman bertahun-tahun lalu. Saat itu, tahun 2001, saya bekerja di sebuah biro iklan papan atas di Surabaya, yang sedang menggarap proyek iklan televisi untuk minyak goreng berlabel “Ikan Mas”, yang pabriknya berlokasi di Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Sudah delapan kali tim kreatif biro iklan tersebut dan saya, sebagai pengarah kreatif dan copywriter-nya, mempresentasikan ide dan konsep untuk iklan TV-nya disertai papan cerita (storyboard)-nya, di kantor klien yang menyatu dengan pabriknya, namun klien—yang diwakili pasangan suami-istri pemilik perusahaan dan manajer personalianya—tetap belum berkenan.
Pada kesempatan kesembilan, kami mempresentasikan papan cerita yang tidak kami ganti—masih sama dengan saat kami mempresentasikannya pada kesempatan kedelapan, tetapi kali ini kami mempersilakan klien mempelajari frame demi frame pada papan cerita sambil mendengarkan lagu “Bunda” yang dibawakan Melly Goeslaw dari grup musik Potret dari tape yang sengaja kami bawa dari kantor.
Lagu “Bunda” menceritakan tentang rasa cinta yang diungkapkan seorang anak kepada ibunya, juga pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Lirik lagu tersebut dapat membuat kita teringat kepada sosok seorang ibu. Kebetulan, konsep kreatif iklan TV “Ikan Mas” menggambarkan seorang ibu yang menantikan kedatangan anak-anaknya yang telah meninggalkan rumah—karena bekerja di lain kota, kuliah di luar negeri, dan tinggal di tempat yang berbeda karena sudah menikah—dan untuk menyambut mereka sang ibu memasak hidangan yang istimewa, yang tercipta berkat “Ikan Mas”.
Perpaduan musik dan lagu dengan aktivitas mempelajari konsep kreatif iklan TV yang terpampang pada papan cerita tersebut rupanya mencetuskan suasana yang berbeda, suasana yang hangat, yang menghidupkan gambar-gambar pada papan cerita, memberi kesan khusus kepada istri pemilik perusahaan yang adalah seorang ibu dari dua anak yang beranjak dewasa. Kontan saja, klien menyetujui konsep kreatif yang kami presentasikan di kesempatan kesembilan kalinya itu. Begitu sukanya istri pemilik perusahaan pada konsep kreatifnya dan ilustrasi musiknya sampai ia minta agar iklan TV-nya tidak menggunakan suara apapun, termasuk efek suara (sound effects/SFX), selain suara merdu Melly Goeslaw membawakan lagu “Bunda” dan musik yang mengiringinya.
Setelah melakukan Latihan Kejiwaan selama bertahun-tahun, saya mulai menyadari satu hal: musik atau lagu memiliki efek khusus terhadap jiwa kita, baik yang datang dari luar ataupun dari dalam diri kita. Secara tidak sengaja (mungkin merupakan bimbingan buat saya), baru-baru ini saya menemukan ceramah Bapak mengenai pengertian saya itu, sebagai berikut cuplikannya:
“Saudara-saudara, sekedar penjelasan yang mengenai kesenian. Zaman dahulu, lahirnya kesenian yang disebut kebudayaan ialah dilahirkan karena jiwa. Jadi, bukan karena pelajaran, tapi karena jiwa. Karena itu, maka setiap melahirkan kebudayaan yang berupa kesenian—misalnya musik atau bersolah atau lagu-lagu atau menyanyi—seketika dapat menjadikan rasa diri atau hati seseorang tenteram dan bahagia. Karena itu, maka dalam agama, misalnya agama Kristen atau agama Islam atau agama Buddha, dalam memberi penuturan, nasihat kepada para orang-orang, selalu dilagukan, selalu dengan lagu-lagu. Jadi, terang, saudara sekalian, bahwa lagu-lagu atau kebudayaan, amat dekat sekali kepada jiwa, sehingga dengan mengucapkan atau melagukan lagu-lagu dan dapat membangkitkan diri dan membangkitkan rasa diri—sebagai halnya saudara kalau terlatih atau berlatih.” (Cilandak, Indonesia, 17 Februari 1970—70 TJK 1)
Musik dapat menjadi alat yang efektif untuk
mengatur suasana hati, baik untuk meningkatkan energi, menenangkan diri, atau
mengekspresikan emosi. Dengan memahami bagaimana musik dapat memengaruhi mood, kita dapat memanfaatkannya secara
bijaksana untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mental kita.©2025
Pondok Cabe,
Tangerang Selatan, 10 Juli 2025
No comments:
Post a Comment