Monday, March 31, 2025

Idulfitri Gaya Indonesia

SALING meminta maaf lahir dan batin adalah tradisi perayaan Idul Fitri yang hanya ada di masyarakat Indonesia dan Malaysia. Meskipun demikian, manfaatnya besar sekali secara spiritual, karena meminta dan memberi maaf adalah proses untuk menjadi suci, dimana seluruh kesombongan manusia dipendam agar menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. 

Acara formal untuk bermaaf-maafan ini disebut “halalbihalal”, yang diadakan pada hari terakhir Ramadan, seperti di Wisma Subud Cilandak pada malam 30 Maret 2025 setelah berbuka puasa bersama. Meski berasal dari serapan bahasa Arab, tapi di Arab sendiri tidak ada tradisi ini. Berasal dari kata “halal” (yang berarti halal) dengan sisipan “bi” (yang berarti “dengan”). 

Lucunya, asal-usul istilah halalbihalal bermula dari pedagang martabak asal India di Solo, Jawa Tengah, yang mempromosikan dagangannya dengan kata-kata “martabak Malabar, halal bin halal”, sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia.

Pada malam terakhir Ramadan 2025, ada seorang asing datang ke Hall Latihan Cilandak dan bertanya ke saya jam berapa Latihan pria. Saya katakan padanya, bahwa Latihan pria hari Minggu adalah siang hari. Saya jelaskan juga bahwa Hall Besar sedang disiapkan untuk acara “meminta maaf” di antara para anggota. Si orang asing yang ternyata berasal dari Inggris dengan bercanda menyatakan bahwa meminta maaf seharusnya setiap saat, bukan hanya malam itu.

Pernyataannya itu melempar ingatan saya pada suatu insiden lebih dari 35 tahun lalu di kampus almamater saya, Universitas Indonesia. Saat itu tanggal 14 Februari, Hari Valentine. Dua mahasiswa yang saling mengenal bersalaman sambil berucap, “Selamat Hari Kasih Sayang.”

Seorang mahasiswa lainnya, yang dari penampilannya menyiratkan seorang muslim garis keras, mencibir dengan sinis, “Kasih sayang itu setiap hari, bukan pada satu hari tertentu saja.”

Saya yang duduk di dekat si mahasiswa sinis itu, dan mengenalnya cukup baik, menimpali, “Betul sekali, saya sependapat dengan kamu! Seperti meminta maaf itu harusnya tiap hari, bukan hanya saat Idulfitri.” Sebal mendengar ucapan saya, si mahasiswa sinis segera menjauh dari saya.©2025


Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 31 Maret 2025

No comments: