SAYA terbangun pagi itu, 8 Januari 2022, pukul 04.20 WIB, karena mendengar azan subuh (yang terdengar cukup lantang karena klaster rumah saya di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, bersebelahan dengan musala). Pada saat bangun itulah tiba-tiba saya menerima ini: Bersyukurlah mereka yang memiliki kemampuan komunikasi antarpribadi dan intrapribadi yang lancar.
Sebagai praktisi komunikasi, saya memperhatikan bahwa ternyata tidak semua orang mampu berkomunikasi antarpribadi, dan itu disebabkan oleh tidak atau kurangnya mereka melatih komunikasi intrapribadi.
Dalam ilmu
komunikasi, ada teori yang menyatakan bahwa bila komunikasi intrapribadi kita
bagus, maka dengan sendirinya komunikasi antarpribadi kita juga lancar.
Wikipedia mengartikan komunikasi
intrapribadi atau komunikasi
intrapersonal sebagai “penggunaan bahasa atau pikiran yang
terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara diri sendiri dengan suatu
subyek yang tidak tampak (misalkan Tuhan)”. Istilah bahasa Inggrisnya “soliloquy” yang padanan Bahasa
Indonesianya adalah “senandika” alias “berdialog dengan diri sendiri”.
Komunikasi intrapribadi dipercaya bisa dijalin dengan baik apabila kita rajin berdialog dengan diri sendiri, berkontemplasi, berdoa, bersyukur, introspeksi diri dengan meninjau pikiran
dan perasaan, perkataan dan
perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita (Jw. niteni), mendayagunakan
kehendak bebas, dan berimajinasi
secara kreatif.
Komunikasi intrapribadi adalah bentuk komunikasi manusia yang paling murni dan
paling dasar. Di setiap momen kehidupan, kita menerima pesan melalui mata,
telinga, kulit, hidung, atau alat indera lainnya. Semua anak kecil secara alami
memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi, yang membuat mereka lebih peka dan
lebih kreatif. Kemampuan komunikasi intrapribadi anak-anak menurun ketika
mereka beranjak dewasa, terutama karena seringnya terdisrupsi informasi yang
bersumber dari luar diri ketika anak-anak mulai bersekolah. Dan kebanyakan
sistem pendidikan kita mengajarkan interaksi dengan orang lain ketimbang dengan
diri sendiri atau Tuhan.
Jadi, bila Anda merasa tidak mampu atau menunjukkan ketidakmampuan
berkomunikasi dengan orang lain (baik secara tatap muka maupun via aplikasi
virtual), bisa disimpulkan bahwa komunikasi intrapribadi Anda payah!!! Bisa jadi karena jarang atau
tidak pernah berdoa/berkontemplasi, ibadah Anda tidak ikhlas, tidak tahu arahnya,
tidak mengerti hakikatnya (sehingga beribadah hanya sekadar menggugurkan
kewajiban), atau tidak percaya dengan diri sendiri.©2022
Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 10 Januari 2022