PADA pagi hari, 2 Oktober 2021, saya, Pak Harris Roberts dan Armansyah Muharram—mereka berdua adalah pembantu pelatih di Kelompok Latihan Tebet, Jakarta Selatan—meninggalkan Hall Subud Cabang Sidoarjo di Jawa Timur untuk kembali ke Jakarta. Bagaimanapun, kami tidak langsung kembali ke Jakarta, melainkan mampir untuk bermalam di Purwokerto, di rumah dari pasangan anggota Subud Purwokerto, yang terletak tepat di sebelah hall Subud Purwokerto yang megah. Perjalanan kami, bermobil dari Sidoarjo ke Purwokerto, memakan waktu delapan jam. Sore harinya, kami tiba di alamat tujuan kami.
Hall
Subud Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diresmikan pada 17 Desember
2005, yang bertepatan dengan acara Musyawarah Wilayah VI PPK Subud Jawa
Tengah-Yogyakarta di Baturraden. Berlokasi di sebuah desa berlingkungan asri di
kaki Gunung Slamet, gunung terbesar di Pulau Jawa, Hall Subud Purwokerto berdiri
di lahan seluas 1.000 meter persegi. Ketika cuacanya cerah, dengan berdiri di
depan pintu utama Hall Subud Purwokerto yang mengarah ke timur, kita dapat melihat
siluet Gunung Slamet yang menjulang di ufuk utara.
Para
anggota sesepuh Subud Purwokerto adalah suami-istri yang rumahnya kami inapi. Mereka
pasangan guru besar yang masih aktif mengajar di sebuah universitas negeri di
kota kecil itu.
Kami
juga sempat ikut Latihan Dunia pada hari Minggu pagi, 3 Oktober, di Hall Subud
Purwokerto. Pak Harris juga melakukan testing
atas permintaan para anggota setempat, yang sebagian besar adalah anggota baru,
dan setelah itu kami semua menikmati makan siang yang lezat, yang diolah oleh
para anggota wanita dari cabang tersebut.
Subud
Purwokerto telah lama dikenal sebagai salah satu cabang dari PPK Subud
Indonesia yang anggota-anggotanya menyambut tamu dengan hangat. Kehangatan
dalam kebersamaan yang mereka berikan membuat para anggota dari daerah-daerah
lainnya selalu rindu untuk kembali mengunjungi cabang tersebut. Dulu, almarhum
Mas Adji sering berkunjung ke Purwokerto, dan beliau merupakan penyumbang dana
terbesar untuk pembangunan Hall Subud Purwokerto.
Sambutan
ramah nan hangat tidak hanya diberikan kepada anggota Subud dari daerah lain,
tetapi juga kepada masyarakat desa dimana hall berlokasi. Warga desa
dipersilakan menggunakan Hall Subud Purwokerto untuk acara-acara komunal
mereka, secara cuma-cuma, sehingga meskipun tidak ada warga desa yang masuk
Subud, penerimaan mereka terhadap Subud sangat baik. (Kabarnya, warga desa
dilarang ikut Subud oleh kyai desa, karena Subud dipandang tidak sesuai dengan
ajaran agama mereka. Lucunya, pasangan suami-istri sesepuh Subud Purwokerto
yang saya sebutkan di atas menyediakan ruang tamu rumah mereka untuk kenyamanan
si kyai ketika ada pengajian yang digelar di Hall Subud Purwokerto.)
Di
samping itu, masyarakat desa juga menikmati lapangan desa yang luas, yang
sebelumnya dihibahkan oleh salah satu anggota pertama Subud Purwokerto kepada
desa, pada tahun 1970an—berlokasi di belakang Hall Subud Purwokerto, ke arah
barat.©2021
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 12 Oktober 2021
1 comment:
Casino Site in South Korea: Best Online Casino
Enjoy 카지노사이트 casino games and get the best odds. Grab your welcome bonuses, cash rewards, 온카지노 and more now! Online casinos in South Korea offer the 제왕카지노 latest
Post a Comment