“Pengadilan
Negeri Medan menjatuhkan hukuman penjara 18 bulan terhadap seorang perempuan
yang dinyatakan bersalah melakukan penistaan agama karena mengeluhkan suara
bising dari masjid.
Meiliana, perempuan Tionghoa, menangis sewaktu Hakim Ketua Wahyu Prasetyo
Wibowo mengumumkan hukuman terhadapnya hari Selasa. Ia dibawa dari pengadilan
dengan tangan diborgol.” (https://www.voaindonesia.com/a/kesal-karena-suara-bising-masjid-meiliana-divonis-lakukan-penistaan-agama/4537467.html)
TAHUN 2005, ketika tinggal di rumah kontrakan
di kampung padat di Jl. Margodadi III, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Kota
Surabaya, saya bertetangga dengan satu keluarga Madura. Suatu hari, dalam
rangka menyambut pernikahan anaknya, kepala keluarga memasang speaker sebesar lemari pakaian di tepi
gang di depan rumahnya yang menggaungkan ayat-ayat Qur’an dengan keras dari
pagi jam 08.00 sampai malam jam 20.00.
Terganggu? Terus terang, iya. Saya lebih
senang mendengar ayat-ayat suci dilantunkan dari mulut seseorang tanpa perantaraan pengeras suara, apalagi
rekaman. Yang dilakukan tetangga saya itu sedianya selama tujuh hari, tapi pada
hari ketiga, siang, terjadi sesuatu yang ajaib.
Saking tidak tahannya—tapi saya juga
tidak mau mengusik “keasikan” si tetangga dengan menegurnya, saya pun duduk di
balkon rumah saya. Saya kemudian menenangkan pikiran saya, dan memohon
kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Esa terhadap hal ini. Selanjutnya, saya berserah
diri dengan perasaan sabar, tawakal, dan ikhlas. Dalam hitungan detik sejak
saya berserah diri itu, tiba-tiba terdengar ledakan keras disusul asap hitam
tipis dari balik kotak pengeras suara segede lemari pakaian itu, dan terdengar
suara “ngiiiing”.
Tetangga saya keluar untuk melihat apa
yang terjadi. Dia hanya garuk-garuk kepala, bingung. Sejak hari itu, dia
beralih ke speaker yang kecil, yang
hanya terdengar di lingkungan rumahnya, dan hanya dinyalakan satu jam saja tiap
harinya.
Bila kita serahkan diri kepadaNya, yang
tidak mungkin pun menjadi mungkin. Gusti
Allah ora sare (Tuhan tidak tidur)!©2018
Jl. Kalibata Selatan II, Jakarta Selatan, 22 Agustus 2018