Menyusul postingan dua foto interior Hall Latihan Kejiwaan Cilandak, yang saya buat pada 27 Mei 2021, saat hall dibuka pertama kali untuk Latihan Kamis malam selama pandemi, di grup Facebook SUBUD AROUND THE WORLD, pembantu pelatih Subud Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, Ruslan Moore, mengomentari dengan pertanyaan-pertanyaan: Mengapa hall ditutup sekian lama? Apakah para pembantu pelatih tidak menjalankan tugas mereka? Bagaimana pertanggungjawaban pembantu pelatih atas kejadian ini?
Berikut jawaban saya yang aslinya dalam bahasa Inggris.
PERCAYALAH, kami di
sini sama bingungnya seperti Anda, Ruslan. Saya pernah bertanya langsung kepada
warga non Subud yang tinggal di kompleks Wisma Subud Cilandak, apakah benar
mereka menentang bila hall tetap
dibuka untuk Latihan Kejiwaan anggota. Mereka membantah anggapan pengurus Cabang
Jakarta Selatan dan yayasan Subud setempat. Satu pebisnis besar dan dia sendiri
non Subud, yang sudah lama bertempat tinggal di kompleks, bahkan tiap akhir
pekan menggelar acara olahraga yang menimbulkan kerumunan, di lapangan
bulutangkis di seberang rumahnya. Malah dia bertanya ke saya mengapa hall sepi dari kegiatan Latihan.
Yang lebih membingungkan lagi, bagi mayoritas
anggota di Cabang Jakarta Selatan, adalah banyaknya pembantu pelatih tidak mau bertugas mendampingi Latihan
anggota. Mereka beralasan bahwa kegiatan seperti itu melanggar aturan
pemerintah. Para pembantu pelatih itu bersikeras bahwa Latihan di rumah
masing-masing anggota sudah cukup, tidak peduli dengan kenyataan bahwa banyak
anggota baru tidak bisa Latihan sendirian di rumah, karena berbagai sebab.
Ketidaksetujuan sejumlah besar pembantu pelatih untuk memfasilitasi Latihan
bersama di hall saja sudah jauh dari
kewajaran. Bukankah Bapak mengadakan pembantu pelatih untuk membantu Bapak
dalam melayani anggota dalam hal kejiwaan?
Pengurus Cabang Jakarta Selatan tentu saja tidak
berhak menutup hall, karena Hall
Cilandak adalah milik komunitas Subud internasional. Pengurus, dalam hal ini, menyewa hall, dan bukan pemilik yang boleh seenaknya melarang anggota
Latihan bersama di hall.
Atas dasar pemikiran
ini, pengurus nasional Subud Indonesia, yang juga tidak sejalan dengan pengurus
Cabang Jakarta Selatan, memutuskan untuk memfasilitasi Latihan bersama di
pendopo Wisma Indonesia dan menyewa Hall Cilandak selama malam-malam ganjil
Ramadan yang lalu. Bekerja sama dengan segelintir pembantu pelatih yang tetap
setia menjalankan tugas mereka, pengurus nasional tetap teguh menjalankan fungsinya
untuk menyediakan tempat Latihan bagi anggota yang sudah tidak sabar dengan
sikap seenaknya dari pengurus Jakarta Selatan, meskipun ketua umum nasional
menghadapi kecaman dari berbagai pihak yang tidak setuju hall dibuka kembali.
Banyak alasan-alasan tidak masuk akal yang
dilontarkan pengurus lokal dan sejumlah besar pembantu pelatih Jakarta Selatan,
tapi saya (entah bagaimana, saya selama pandemi dianggap “pemimpin kawanan”
dari “Subud Perjuangan”, yaitu sekelompok anggota, lama dan baru, yang terpaksa
berjuang mencari solusi bagi kebutuhan mereka untuk bisa Latihan bersama selama
pandemi) ajak saudara-saudari saya untuk bersabar dengan keadaan aneh ini. Saya
teguhkan semangat mereka, bahwa Tuhan selalu memberi jalan bagi mereka yang
percaya. Selama kami tetap kompak dan mau berusaha, terbukti bahwa selama
setahun ini kami dapat Latihan bersama di mana pun kami bisa. Puji Tuhan.©2021
Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, 29 Mei 2021